Quality Certificates in Quality Management

In SAP QM quality certificate refers to the certificate what you receive from vendor (incoming certificate) and what we give it to customer (outgoing certificate).

Depending on the scenario outgoing certificate can be printed at inspection lot/batch/delivery.
Print certificate we need result which is taken from inspection lot results.

Following are the steps to performed from quality certificates.

  1. Create Certificate Profile  à QC01
  2. Release a Certificate Profile   à QC02
  3. Create Certificate Profile Assignment  à QC15
  4. Create Inspection Lot à QA01
  5. Create Result Recording  à QA02
  6. Create Usage Decision  à QA02
  7. Quality Certificate for the Inspection Lot  à QC21

Recurring Inspection in Quality Management

  1. Create material master & maintain the inspection type ‘09’ dan batch nya wajib di Centang
  2. Maintain interval in QM views in material master
  3. Create Inspection Plan
  4. Create purchase order
  5. Create good receipt
  6. MMBE
  7. RR
  8. UD
  9. Stock Posting
  10. Find the next inspection date with MSC3N
  11. Deadline monitoring of the batch  à QA07
  12. MMBE
  13. QA02

Check Material Master.
Yang perlu diperhatikan di material master adalah check pada Shelf life, Inspection Interval dan QM views harus memasukkan inspection type = 09

Create Purchase Order

Good Receipt

Untuk lebih jelasnya silahkan anda tonton video tutorial dibawah ini :


Catalog, Code Group and Selected Set

Description      :  Catalog & Code Group
Tcode              :  QS41, QS42, QS43
Code               :  COLORCG

Description      :  Selected Set Plan
Tcode              :  QS51, QS52, QS53
Code               :  CLRSST

Description      :  Master Inspection Characteristic (MIC)
Tcode              :  QS21, QS22, QS23
Code               :  COLOR-2

Description      :  Inspection Plan
Tcode              :  QP01, QP02, QP03

Inspection plan with plan group 5 for material 000000000000000014 is saved

Description      :  Manual Inspection Lot
Tcode              :  QA01, QA02, QA03

Inspection lot 1000 890000000214 was created

Results were saved for operation 0010

Usage Decision

Usage decision for lot 1000 890000000214 is saved

Description      :  Catalog & Code Group
Tcode              :  QS41, QS42, QS43
Code               :  COLORUD


Sampling Scheme & Sampling Procedure

Kumpulan rencana pengambilan sampel. Rencana pengambilan sampel berlaku untuk ukuran sampel berdasarkan kuantitas lot inspeksi tertentu dan menentukan kriteria untuk menentukan apakah dan bagaimana sampel diterima atau ditolak.

Description      :  Sampling Scheme
Tcode              :  QDP1, QDP2, QDP3
Code               :  SS1

Description      :  Implementasi  Sampling Scheme pada Sampling Procedure
Tcode              :  QDV1, QDV2, QDV3
Code               :  QM1-SS

Manual Inspection Lot (QA01, QA02, QA03)

Inspection Lot adalah meminta Plant untuk melakukan inspeksi kualitas pada jumlah material tertentu atau  equipment atau functional location.

Manual Inspection Lot  à di create dengan cara melakukan proses inspeksi manual, QA01, QA02, QA03 dengan lot origin nya :  89.
Automatically Inspection Lot  à di create berdasarkan dari generate proses lain, missal: proses create GR by Purchase order, create GR by production/process order, create process PGI dll.

Tcode                    :  QA01, QA02, QA03
Contoh Material :  000000000014
Insp.Lot Origin    :   89

Master Data Material, Pada Quality management Views, anda harus memberikan indicator di Inspection Setup dengan indicator : 89 (miscellanaous).

Kemudian anda Create Inp.Lot = QA01.

Inspection lot SC31 890000000250 was created

Inspection Plan QP01, QP02, QP03

Inspection Plan untuk menentukan karakteristik mana/MIC yang akan diinspeksi dalam setiap operasi inspeksi dan peralatan uji mana/Method yang akan digunakan dalam inspeksi.
Anda menggunakan Inspection Plan, misalnya, untuk menjalankan model, masalah barang, penerimaan barang, atau inspeksi berulang.

Tcode   :  QP01, QP02, QP03
Contoh :  LENGTH-1  ( LENGTH )

Inspection plan with plan group 5 for material 000000000000000014 is saved

JIKA ADA YANG MAU IKUT PELATIHAN SAP PP / SAP QM, CHAT YA, THANKS

Silahkan simak Video Tutorial Inspection Plan :

Master Inspection Characteristic (MIC)

MIC adalah characteristic dari suatu object yang sedang di inspeksi.
MIC memiliki 2 type : Kualitatif dan Kuantitatif, Kuantitatif dapat diukur seperti : Panjang, lebar, tinggi diameter dll.
Kualitatif tidak dapat diukur seperti : warna, aroma dll.

Tcode   :  QS21, QS22, QS23, QS24
Contoh :  LENGTH-1  ( LENGTH )

Tcode   :  QS21, QS22, QS23, QS24
Contoh :  COLOR-1  ( COLOR )

Sampling Procedure

Sampling Procedure adalah yang menentukan ukuran sampling suatu inspeksi dalam prosedur pengambilan sampling.
Valuation Mode adalah mendefinisikan hasil inspeksi.
Sampling Procedure adalah diassign untuk fitur di dalam inspeksi plan.

Berdasarkan permintaan, sample material tergantung pada prosedur pengambilan lot percentage sampling, sampling scheme & sampling drawing procedure.

Tcode   :  QDV1, QDV2, QDV3
Contoh :  QM1-PER (Sampling Procedure for Percentage)

   Click tombol Continue 

Tcode   :  QDV1, QDV2, QDV3
Contoh :  QM1-FIX (Sampling Procedure for Fixed Sample)

Member SAP

Untuk anda yang ingin mempelajari SAP PP lebih lanjut, materi nya sudah saya upload di situs
http://www.materi.sapindonesia.net
Disitu anda bisa mendownload semua materi trainning SAP, mulai dari overview, master data, transaksi SAP PP yang saya sediakan berupa file power point (PPT), file video tutorial secara lengkap.

Tentu saja ini untuk yang member area. untuk bagaimana cara mengoperasikan materi tersebut sekilas saya uraikan di video tutorial ini :

Batch Determination Configuration Until Production Order

Create Batch Search Strategy dengan tcode COB1
COB1 adalah untuk meng-assign material type+plant+material yang akan di batch split.

Check kembali prerequisites dari material komponen, apakah sudah tersetting untuk keperluan batch split, pengechekan pada views sbb :

  1. Check di MRP2 – Views
  2. Check di Work Scheduling Views
  3. Check di General Plan data /Storage
MRP2 – Views
Work Scheduling Views
Plant Data / Stor 1

Lakukan Proses Testing Data untuk melihat impack dari Setting & Configurasi Batch determination dengan cara sbb :

  1. Create Data Material komponen dengan beberapa Batch yang berbeda-beda dengan tcode MIGO-GR Movement 501
  2. Check batch yang ter-create tersebut dengan tcode MSC2N, apakah shelf life nya ada
  3. Create Production Order Baru untuk Finished Product yang mengandung Material komponen yang akan dibatch split
  4. Check di production order ke TAB material komponent untuk melihat split batch

Dipastikan hasil akhirnya adalah seperti gambar dibawah ini :

Create Production Order Final

Batch Determination Configuration Setting Step 2

Summary dari configuration 4 Tabel Batch determination :

Pada configuration berikutnya adalah membuat Sort Rule dengan tcode CU70.
dengan memasukkan characteristic : LOBM_VFDAT
Juga membuat classification baru dengan memasukkan characteristic yang sama dengan LOBM_VFDAT (characteristic ini digunakan untuk menampilan Shelf life / Expired date.

kemudian hasil kode dari create Sort Rule (CU70) dipasangkan kedalam Strategy Types (diconfigurasi 4 tabel diawal), agar ketika proses batch determination maka tanggal – tanggal yang awal akan diambil/didisplay duluan oleh system untuk anda assign ke material ROH secara sequence ascending.

Batch Determination Configuration Setting Step 1

Tahap awal dalam pembuatan Batch Determination adalah kita harus membuat configurasi di SPRO pada “Batch Determination and Batch Check”.
Dengan melengkapi dan me-relasikan ke 4 Tabel sebagai berikut :

  1. Condition Tables
  2. Access Sequence
  3. Strategy Types
  4. Batch Search Procedure

Dari ke 4 tabel itu yang akan kita capai adalah kombinasi dibawah ini, karena kita akan melakukan batch determination atas kombinasi itu .

   Plant + Order Type + Material Type

Ikuti Video tutorial ini step by step configurasi batch determination :

Batch Determination

AGENDA :

  • Batch Determination Overview
  • Batch Determination in Logistics
  • Batch Determination in Production
  • Batch Determination Customization
  • Batch Determination Master data
  • Batch Determination in Production Orders

Batch Determination – Overview

  • Batch Determination digunakan didalam inventory management, production, sales and distribution, warehouse management.
  • Ini digunakan untuk memilih batch dan mengalokasikan  components didalam manufacturing order  atau didalam outbound delivery atau  didalam goods issue/goods transfer didalam inventory management.
  • System secara automatic mengassign batches pada components berdasarkan searching strategy dan sort rue
  • Batch Determination dapat di-inisialisasi berdasaran FIFO,FEFO , LIFO atau beberapa kriteria khusus lainnya.
  • Batch determination dapat dilakukan secara manually or automatically pada manufacturing order.

Shelf Life Expiration Date – SLED

  • Kelompok untuk bahan yang mungkin tidak lagi digunakan atau dijual setelah jangka waktu tertentu biasanya diberi tanggal kedaluwarsa
  • Normally used in industries like
    • Food
    • Pharmaceutical
    • Chemicals
    • Retail
  • SLED itu di-set automatically pada saat goods receipt jika anda  maintain total shelf life didalam  material master.
  • Total shelf life field terdapat di material master Storage view, masukkan total number per days untuk material yang akan digunakan , dicalculasi  dari day of production.

Characteristic Types In Batch Classification

  1. User-defined characteristic
  2. Reference Characteristic
  3. Standard Characteristic

User-defined characteristic adalah characteristic yang dibuat sendiri untuk kebutuhan spesifikasi dari material batch. Seperti:  ZPH_BATCHMANAGEMENT, ZCOLOR_BATCHMANAGEMENT

Reference Characteristic adalah mengambil characteristic dari file table & field di tcode Ct04 pada menu additional Char.
contohnya adalah : Production date , tanggal produksi ingin dimasukkan ke informasi characteristic

Standard Characteristic adalah library characteristic dari system SAP, contoh : LOBM* (logistic batch management).

Batch Numbering & Batch Master Record

Batch Numbering adalah penomoran saat create manual batch ataupun pada saat create productin / process order.
Batch numbering bisa dilakukan dengan 2 cara batch numbering yaitu Internal & External Batch.
Batch numbering dapat di assign berdasarkan variabel dan templates tertentu sebagai contoh ; anda ingin membuat numbering batch dengan format : Brand+Month+Year+Serial number atau anda ingin membuat numbering batch secara numerik serial.

  1. Activation Internal Batch or not
Activation Batch

2. Assignment number range batch

Number Range Batch
Object: BATCH_CLT

BATCH MASTER RECORD.
Semua Batch dan material yang akan digenerate atau yang sudah digenerate, dapat kita lakukan maintenance di dalam “Batch Master Record” sehingga kita bisa malakukan proses editing batch.
Juga terdapat beberapa informasi yang berhubungan dengan batch yaitu :

  1. SLED / BBD
  2. Date of Manufacture
  3. Vendor Batch & last Goods Receipt
  4. Classification
Tcode : MSC1n

Manual / Automatic Batch Creation

Batch Creation dapat dilakukan dengan 2 cara :

  1. Manual Batch Creation
  2. Automatic Batch Creation

Manual Batch adalah membuat batch number dengan menggunakan tcode MSC1n, MSC2n & MS3n.

MSC1n

Automatic Batch adalah pembuatan batch ketika proses Create / Release production/prosess Order pada saat menggunakan tcode CO01 / COR1.

Creation Batch Automatically ketika Order Creation (CRTD) atau anda fungsikan ketika Order Release (REL), ditentukan pada keadaan demikian dengan cara melakukan configurasi / config di SPRO.

Config automatisasi Batch creation

Setelah anda melakukan config, maka KODE yang sudah dibuat itu di assign ke material batch di MM – Work Scheduling View.

Material Master – work Scheduling

Batch Management Activation

Batch Management mulanya harus diset di material master View yaitu pada views :

  1. Sales Views
  2. Work Scheduling Views
  3. Plant Data / Storage Views

Create Master Batch itu bisa dilakukan secara manual dengan mengikuti numbering yang sudah di config atau untuk row material / packaging numbering dari batch juga bisa diinput berdasarkan kebutuhan sendiri.
Perbedaannya batch pada row material / packaging kita bisa menyertakan kode batch vendor + kode batch internal.
Penentuan kode batch sebaiknya diterpakan pada semua material ( row material/packaging/chemical, Semi finished product & finished product) utamanya adalah material yang related dengan hasil finished produk di produksi.

Atau numbering batch generated bisa dilakukan secara automatically dari system SAP ketika posting goods movement.

kode batch dapat ditentukan oleh system dengan pengaturan yang akan disesuaikan oleh company, misalnya kode batch: Brand+Month+year+serial number atau yang ditentukan berdasarkan kombinasi lain.

Prerequisites batch

Levels of Uniqueness of Batch

Ada 3 Level pengaturan Batch unix pada Batch management di system :

  1. Pada level Client
  2. Pada level Plan
  3. Pada level Material

Pada Level Client persyaratan mutlak, batch harus unix yang berlaku untuk semua kode kode material, batch tidak boleh duplikasi kode.

Pada Level Plan adalah kode batch kombinasi antara PLAN + Material, jadi kode batch boleh sama asal pada level plan + material yang berbeda

SPRO, Activation Batch

Batch Management

Agenda: Batch Management

Batch Management Overview
Batch Management Activation
Levels of Uniqueness of Batch
Batch Creation in SAP PP
Automatic Creation of Batches in PP
Assignment of Batch Number
Batch Master Record
Batch Classification
SLED – Shelf Life Expiry Date

Batch Management – Overview

  • Batch adalah bagian quantity dari material, yang dikelola secara terpisah dari quantity bagian lain dari material yang sama. Batch adalah seperti  sebuah production lot.
  • Characteristics Utama dari  batch adalah homogeneity dan non-reproducibility.
  • Batch Management digunakan didalam  semua area logistic
  • Kebutuhan untuk batch management
  • Legal requirements
  • Defect tracing, callback activities, dan regression requirement
  • Keperluan untuk differensiasi quantity-dan value-based inventory management Production atau procedural requirements

Process Manufacturing (SAP PPPI)

Agenda :

Process Industry Overview
Master Data required for PP-PI
Structure of Master Recipe
Operations and Phases
Relationship between phases
Production Versions
Planning Process in PP-PI
Process Order creation
Process Order Execution

Overview – Process Manufacturing

  • PP-PI adalah di-design untuk perusahaan yang orientasi proses nya pada Batch. Seperti pharmaceutical, food, beverages, tobacco etc.
  • Process manufacturing model SAP PP industry yang mana products yang akan diproses diproduksi tidak dapat disassembled / dibongkar setelah selesai produksi
  • Hal ini tidak mungkin untuk di rework atas products ini.  Contoh  product chemicals, medicine, towels, paper, steel etc.

Configurasi Order Type baru – Availability Check, Define Confirmation Parameters

  1. Change Order, CO02, Check Material Availability Check!
  2. Define Checking Control
  3. Re-Check material available production Order.
  4. Create Confirmation Production Order , CO11N
  5. Define confirmation Parameters

Setelah anda berhasil membuat Order dengan Type baru ; ZP98 dengan Nomer 310000000620.
Maka proses berikutnya adalah change dari production order dan melakukan Check Availability (Check ketersediaan dari material pendukung / komponen) apakah tersedia.
Dan Jika ditemukan Error,

Error, Checking Rule Missing.

Maka anda harus meng-configurasi Check Control di :

Define Checking Control

Jika sudah berhasil dari check availability material, selanjutnya adalah anda dapat melakkan posting production order dengan tcode CO11N.

Jika saat melakukan proses confirmasi terdapat error seperti dibahwa ini, maka ini menandakan belum diconfigurasi di dalam proses confirmasi.

Error:  No parameters defined for plant 0001 order type ZP98

Maka anda harus melakukan proses configurasi pada confirmation di :

Define confirmation parameters :


Configuration New Order Type – Dependent Parameters-Create Production Order

Configurasi Pembuatan Order Type baru, pada Production Order.
Contoh Order Type:  ZP98

  1. Define Order type
  2. Define Order Type Dependent Parameters
  3. Define Number Rangers For Orders
  4. Define Scheduling Parameters for production order
  5. Membuat Master Data BOM, Work Center, Routing dan Production Version
  6. Create Production Order type ZP98

Untuk anda yang ingin live bagaimana cara tahu di system SAP nya, scenario bagaimana cara membuat order type baru, silahkan anda menjadi member area.
Bukan saja materi ini yang saya berikan secara live di system SAP, semua materi yang ada sylabus SAP PP juga diberikan file PPT dan konsultasi SAP PP dengan saya seumur hidup.

Terima kasih atas atensi anda selama ini, semoga ini benrmanfaat untuk karir anda dipekerjaan kantor khususnya yang menggunakan system SAP PP.
Selamat menyimak video tutorial dibawah ini :

Configuration New Order Type – Define Order Type

Configurasi Pembuatan Order Type baru, pada Production Order.
Contoh Order Type:  ZP98

  1. Membuat Kode Order Type Baru
  2. Define Order type Dependent Parameters
  3. Define Number Rangers For Orders
  4. Define Scheduling Parameters for production order
  5. Membuat Master Data BOM, Work Center, Routing dan Production Version
  6. Create Production Order type ZP98

Di urutan 1 s/d 6 adalah bagaimana cara meng-configurasi Order Type baru di SAP – PP.
Saya akan ceritakan didalam video Tutorial ya.

Configuration SAP Calendar

Configuration Demand Management/planning process, MRP dan SAP Calendar.
Configurasi pada SAP Calendar dapat disummary kan sebagai berikut :

  • Defining Holidays
  • Creating Holiday Calendar
  • Defining a Factory Calendar and   Assigning a  Holiday Calendar to it

Step 1 adalah pendefinisian hari libur, misalnya hari libur Iedul Fitri.
Step 2 adalah menentukan hari libur iedul fitri tersebut pada daftar kalender per tahun
Step 3 adalah memasukkan hari libur iedul fitri pada Factory kalender dan di factory kalender memasukkan hari kerja / Workdays

Dan Terakhir adalah anda mengassign factory kalender pada group work center.

Configuration of MRP (Material Requirement Planning)

MRP – Material Requirement Planning.
               Carry out Overall Maintenance of Plan Parameters

  • Number Range Planned Order
  • Floats – Scheduling Margin Key
  • Planning Horizon
  • Error Handling

Numbering planned order adalah counter dari nomer PIR, dan nomernya diatur didalam configurasi sbb :

Carry out Overall Maintenance of Plant Parameters


Configuration of Demand Management

Demand Management adalah PIR (planned Independent Requirement) yang dipakai untuk membuat perencanaan produksi, PIR di inputkan oleh team PPIC dalam horizon monthly yang bisa di breakdown ke weekly dan daily, PIR juga merupakan budget dari team marketing untuk memprediksi ditahun depan, brand produk apa yang akan di launching di market.

AGENDA :

  • Define Strategy Group 
  • Define Strategy 
  • Requirement Types and Allocate Requirements Class
  • Maintaining Requirement Class for PIR 
Planning Strategy

Configuration SAP PP – BOM, Work Center dan Routing Full Video.

Config SAP PP adalah merupakan suatu hal yang penting didalam rentetan project setelah proses blue print dengan company yang disepakati. Semua consultant SAP mengimplemtasikan ide atas kesepahaman kedalam Config.

Sebelum SAP bisa dijalankan didalam Create master data ataupun proses transaksi, perlu ada role of game didalam config yang kemudian bisa dilakukan testing / SIT / UAT.
Config pada SAP PP didalam pembahasan ini saya akan dipaparkan ke dalam 2 bagian besar configurasi yaitu : Config master data PP (BOM, Work Center & Routing) dan Config pada transaksi seperti proses Demand management dan MRP.

Dibawah ini saya presentasikan ke 3 video tutorial configurasi SAP PP pada 3 master data (BOM, Work Center dan Routing ) secara full video.

Configurasi BOM.

BOM Configuration

Work Center Configuration

Work Center Configuration

Routing Configuration

Routing Configuration


Configuration of Routing – Control Key dan numbering Routing

Control Key Adalah bisa dilakukan 2 bagian besar yaitu internal process dan External process.
yang didalamnya include atau exclude attribute dari control key yaitu :
-Scheduling
-Det. Cap Reqmnts
-Insp. Char.Required
-Autommatic GR
-Print
-Mailstone confirmation
-dll

Jadi dengan adanya control yang key yang dipasangkan didalam routing, system akan mengendalikan keadaan dari parameter – parameter, jika dithick maka akan diexecute, jika External process, maka akan dibuatkan purchase order dengan memasukkan group material, purchasing group dll sesuai kebutuhan Purchase Order.

Configuration of Routing – Task List dan Status Routing

  • Tas List Usage (SPRO)
  • Task List Status (OP46)

Configuration pada routing bahwa Task list = Routing untuk production di tentukan dengan indicator 1 dan status pada saat create routing adalah 1 = Created kemudian kita ubah kedalam status 4 = Release dan pengaturan ini bisa dilakukan di configurasi di ke 2 config diatas.

Untuk melihat nya anda bisa masuk ke header dari Routing (CA01, CA02, CA03).

Tampilan Header dari Routing


Configuration of Routing – Material Type assign to Routing

Agenda :

Routing Header

  • Task List Type / Material Type (OP50)
  • Tas List Usage (SPRO)
  • Task List Status (OP46)

Routing Operation

  • Operation Control Key  (OP67)
  • User Defined Field  (OPEC)
  • Field Selection
  • Number Range for Routings (OP62)

Configuration 1: Task List / Material Type.
Adalah dimana kita tahu untuk production Order didalama tabel ini diinisialisasikan dengan indicator N dan diassign beberapa material type contoh: FERT (Material type FG), HALB (Material type SFG). sedangan untuk material yang lainnya diassign tetapi tidak untuk diperguanakan.
Karena kita memahami bahwa routing itu berjalan pada material FG / SFG sebagai yang akan menjadi hasil finished product. nya.

Material Type yang diassign k Routing

Work Center Configuration – Formula dan Formula Parameters

Summary Work Center Configuration Sample :

Usage :   009
Standard Value Key :   SAP1  (normal production)

KeyWord.
     Setup                         SAP_01
     Machine                    SAP_02
     Labour                       SAP_03
     Base Quantity          SAP_08
     Operation Qty        SAP_09
     Operation Splits     SAP_11

Processing Formula : SAP002  (machine)
       Rumusnya adalah  :    SAP_02 * SAP_09 / SAP_08 / SAP_11

Contoh:  8 jam menghasilkan =  100 pcs
                 produksi membuat order  = 1000 pcs
                 maka :
                 = 8 * 1000 pcs / 800
                 = 80 Jam

Work Center Configuration -Task List dan Standard Value Key

Task List pada Work Center menunjukan type yang dipergunakan dalam kegiatan operation mesin, untuk production order (descrete manufacture) menggunakan TL-type = ‘N’
Untuk process order (SAP PP-PI) menggunakan TL Type = ‘C’, jika ini tidak diconfigurasi didalam tcode OP45 maka kita tidak bisa membuat routine.

Standard Value Key adalah semua kegiatan-kegiatan / activity dari proses Work Center, misalnya : Activity setup mesin, Operasional mesin, break time mesin, labour dll.

Penggunaan Standard Value key ditentukan / diassign berdasarkan CATEGORY GROUP work center, apakah sebagai mesin / labour dll.

BOM Configuration Detail

BOM Detail

  • Item  Categories / Material Type / Object Type
  • Define Allowed Material Types For  BOM Items

Others

  • Default Setting / Parameters
  • User specific Setting

BOM configuration pada Level Item adalah ada 2 Config yang biasanya dipakai :
BOM Categori adalah kolom di item BOM yang biasanya diberikan category identifikasi pada material yang akan menjadi komponen BOM.

BOM Configuration Header

BOM Header

  • BOM Usage  (OS20)
  • BOM Status (OS23)
  • BOM Usage / Material Types  (OS24)
  • Define Order of Priority for BOM Usages  (OS31)
  • Bill of Material Allocation  (OS30)

Configurasi pada BOM Header adalah suatua hal yang harus diperhatikan settingan, khusus pada configurasi OS31 versus OS30 yang mana adalah berhubungan dengan alternatif BOM dan Production Version juga setting application related dengan tcode OS31 versus OS30.

Untuk lebih jelasnya, silahkan anda simak video tutorial berikut ini yang menjelaskan ke 5 configurasi pada BOM Header.

Production Order Configuration

Agenda: Production Order Configuration

  • Master Data Configuration
  • Transaction Configuration

BOM Configuration

  • BOM Header
    • BOM Usage
    • BOM Status
    • BOM Usage / Material Types
  • BOM Item
    • Item  Categories / Material Type / Object Type
    • Variable Size  / item Formulas
    • Spare Parts / Material Provision Indicators
  • Others
    • Default Setting / Parameters
    • User specific Setting

BOM Usages.

Usages adalah list departement yang menggunakan BOM, manakala suatu material sudah diassign ke salah satu usages, maka tidak boleh diassign ke yang lain.
Usages aktif menunjukan tanda + artinya allowed, Usages titik menunjukan tanda optional dan usages tanda – menunjukan tidak diperbolehkan.

BOM Configuration pada Header Level adalah Menunjukan material finished product / semi finished product sedangkan pada BOM Item menunjukan komponen pendukung (row material, packaging dan chemical)

Goods Receipt Production Order

Goods Receipt / GR adalah proses penyerahan finished product sebagai hasil dari proses produksi dan menunjukan berakhir proses pembuatan barang tersebut.
GR itu bisa terjadi pada material SFG / FG dan juga bisa terjadi di row material /packaging pada saat pembelian barang dari vendor.

GR bisa dilakukan secara manual dengan tcode : MIGO / MB31
GR juga bisa dilakukan secara automatically dengan cara yang bisa atur didalam configurasi sbb :

  1. Setting / SPRO di control key pada Routing / operation
  2. Setting / SPRO production scheduling profile yang kode nya dipasangkan di material master – views – Work Scheduling

Dari proses eksekusi GR menghasilnya perubahan status Production Order menjadi DLV.
Terbentuknya dokument dokument untuk accounting

Production Order Confirmation

Production Order Confirmation dilakukan setelah Order status REL (release), dimana Order sudah complete.
Maksud dari Confirmation adalah kita akan memasukkan data actual production order, hasil qty finished product / SFG / FG dan durasi dari mesin beroperasi dan activity – activity yang lainnya yang akan menjadi report ke accounting.

Dari proses Confirmation activity dapat menghasilkan output :

  1. perubahan status order dari REL menjadi CNF
  2. Reduction capacity mesin setelah pemakaian
  3. Material doc baik material yang diconsume mvt. 261 dan material yang di GR 101
  4. HR data personal
  5. Actual cost terjadi karena membandingkan standard cost dari BOM vs Actual cost confirmasi

Type dari confirmation bisa dilakukan dengan cara Partial confirmation atau Final confirmation, hal ini membolehkan user untuk melakukan confirmasi secara menyicil dari hasil produksi sampai dinyatakan final.

Proses Confirmation bisa dilakukan di level

  1. Level header production order –> tcodenya: CO15
  2. Level Operation – operation –> tcodenya CO11N
  3. MileStone Confirmation
  4. Cancelation confirmation

Scheduling Production Order Lanjutan 2

Scheduling Margin Key

  • Opening period  adalah Jumlah hari kerja dikurangi dari tanggal mulai  Production Order untuk menentukan tanggal Create. Opening period dapat digunakan oleh MRP controller sebagai  buffer waktu tambahan.  Opening period hanya digunakan didalam backward scheduling.
  • Float before Production – Jumlah hari kerja antara order start date dan scheduled start date; yang di float didalam production scheduling.
  • Float After Production –  Jumlah hari kerja yang difloat untuk scheduling antara order due date dan schedule finish date. safety margin setelah production digunakan untuk  compensasi malfunctions didalam order production.
  • Release Period – Jumlah hari kerja saat release period pada production order.

Operation segments in Scheduling

Operation floats

  • Queue time:  Queue time digunakan untuk compensasi untuk  malfunctions dan delays didalam sebuah operation. Anda dapat memaintain Queue time didalam kedua duanya pada work center dan operation.
  • Move Time: In addition untuk beberapa bagian operation, anda dapat mendefinisikan move time. Move time adalah waktu yang dibutuhkan  untuk  move a material dari satu work center ke berikutnya. Move time selalu diantara dua operations dan di assign ke operation sebelumnya.
  • Wait Time: adlah waktu tunggu diantara waktu akhir dari execution time dan start of move time. didalam SAP system, types dari  wait time adalah:
    • Maximum
    • Minimum
  • Didalam scheduling, hanya minimum wait time yang diambil kedalam  account. Maximum wait time adalah digunakan untuk information.

Scheduling Production Order Lanjutan

Jadi pada saat Run MRP ada beberapa scheduling yang harus diperhatikan sebagai berikut :

  1. secara umum, MRP akan selalu melakukan proses BACKWARD Scheduling
  2. Didalam kasus tertentu, jika tanggal requirement nya jatuh pada tanggal yang sudah lewat maka system akan di-switch ke FORWARD Scheduling.
Material Master Data Views – MRP2

Dari gambar Scheduling diatas menunjukan scheduling akan di buat pada saat create production order mengambil nilai (in-house production) sebagai tanggal ORDER START production order, Jika Tanggal PIR = 01/10/2020 maka tanggal OS- Order = 30/09/2020 ( rumus point 1, MRP akan Backward Scheduling) dan OF – Order tanggal 01/10/2020.

GR Processing time = jumlah hari kapan material FG / SFG di GR setelah jika material itu ada date time waktu proses Inspection Stock (QI) stock.

Planned Deliv Time = jumlah hari kapan material row material /packaging akan datang.

SchedMarginKey = kode yang di config consultant untuk menentukan scheduling material tertentu fix schedule nya.

Configurasi yang di setup oleh consultant pada SPRO sbb : Production –> Material Requirement Planning –> Plant Parameters –> Carry Out Overall Maintenance of Plant Parameters.

Material Master Data Views – Work Scheduling

Pada gambar diatas (In-house production time in days), itu adalah Lot size. Lot size dependent dan Lot size independent. -Independent artinya shedule datet time dari qty work day. -Dependent artinya anda harus menentukan BASE QUANTITY, misal 100 dengan setup time = 1, processing time = 1 dan interoperation = 1 Alhasil jika schedule date time menjadi 2 days, maka BASE QUANTITY = 200 pcs.

Run MRP, MD02 pada parameter Scheduling = 1 (always 1)

Pada Saat anda akan melakukan proses Run MRP, pada parameters Scheduling disarankan untuk mengisi angka 1 (determination of Basic date for planned orders), dimana kita pahami bahwa : Basic Scheduling itu tergenerate di MRP dan akan menjadi Planned Order. yang dengan begitu kita akan mengkonvert planned order ke production order yang dengan menschedule kembali di ranah produksi dengan Lead Time Scheduling.

 

Scheduling Production Order

Agenda: Scheduling

  • Scheduling Overview
  • Basic Dates Scheduling
  • Lead Time Scheduling
  • Scheduling Types
    • Forward Scheduling
    • Backward Scheduling
    • Current Date Scheduling
  • Current date Scheduling
  • Operation segments In Scheduling

Scheduling Overview

  • Didalam proses Production order , Fungsi dari scheduling adalah menghitung tanggal produksi yang tepat, Qty yang tepat dan capacity requirements untuk semua operations didalam sebuah Production Order.
  • Ketika Run MRP maka scheduling akan dihitung, menetapkan tangga procurement untuk materials yang di pesan secara external, dan menentukan tanggal produksi untuk materials yang di-produksi di in-house.
  • Perhitungan untuk secara external memesan material kedalam time account purchasing, vendor lead-time dan time proses goods receipt.
  • Untuk material yang diproduksi in-house, ada 2 methoda scheduling. Yang pertama adalah basic date scheduling dan yang kedua adalah lead-time scheduling.

 

Basic Scheduling. :

  • Tipe Scheduling untuk planned Order menentukan pada hari Basic date
  • konsep dasarnya : in-house production time atau Planned Delivery time
  • Tidak memproses Capacity Requirement

Lead Time Scheduling :

  • Scheduling untuk Order -Order dan Routing – Routing yang ditentukan Start dan Finish date time dan juga ditentukan operation time
  • Konsep dasarnya : In-house production time & Operation
  • Disini proses Capacity Requirement diperhitungkan

Master Data Work Center 2

Standard Value Key
  • Standard value merepresentasikan waktu yang akan dihitung ketika work center digunakan didalam task list, contoh, machine time, labor time, dan setup time.
  • Semua itu dikelompokkan bersama sama digunakan sebagai sebuah standard value key. Key ini menentukan standard values yang mana yang akan didisplay di work center.
  • Standard value key di input didalam work center Basic data tab. key dapat disetup sesuai permintaan atau optional didalam work center.
Capacity Header
Pooled Capacity
  • Pooled capacity  digunakan untuk model manufacturing resources yang akan di share oleh banyak work centers.
  • Contoh, anda mempunyai 5 production lines yang masing masing membutuhkan seorang operator  untuk semua durasi mesin yang dijalankan §Meskipun, anda hanya memiliki 4 operators didalam resource pool. karenanya, hanya 4 machines yang dapat dijalankan pada suatu waktu yang sama

Master Data Work Center

Agenda: Work Center

  1. Apa yang dimaksud dengan Work Center & Struktur dari Work Center
  2. Fungsi & Kegunaan dari Work Center
  3. Creation of Work Center
  4. Tujuan dari Standard Value Key & Standard Value
  5. Capacity dan Maintenance Capacity
  6. Pooled Capacity & Reference Capacity
  7. Integration dengan Costing
  8. Default Work Center
  9. Work Center Report

Work Center – Overview

  • work center adalah location yang mendefinisikan dimana kegiatan produksi berjalan sesuai dengan  permintaan order.
  • Work centers  menentukan tempat dimana operation akan dijalankan.
  • Didalam  company yang lain, work centers juga disebut machine centers atau capacity centers.
  • Work centers dapat didefinisikan sebagai individual atau multiple machines, people, tools, dsb.
  • Work centers digunakan didalam routings dan production orders
  • Work centers diintegrasikan dengan bagian lain :
    • Scheduling  (PPIC)
    • Capacity planning  (Tehnik) , SAP PM.Costing (Accounting)

 

MASTER DATA BOM (BILL OF MATERIAL) SESI 3

Recursive BOM

BOM recursive jika product yang berisi component yang memiliki   object number yang sama sebagai product.

Alternate BOMs or Multiple BOMs

  • Satu product dapat dibuat oleh kombinasi yang berbeda dari components, tergantung dari quantity (lot size) yang akan dibuat atau tanggal produksi.
  • Type dari product ini sering merefresentasikan alternative BOMs (alternatives).
  • Alternative BOMs ini hanya perbedaan sedikit dari yang lain, biasanya dari segi jumlah component.
  • Field BOM group dapat dipakai juga sebagai sebuah external BOM number.
  • Semua alternatives untuk multiple BOM akan tersimpan didalam satu internal BOM number.
  • Anda dapat meng-assign satu nama ke semua alternatives dalam multiple BOM dengan memasukkan BOM group in the BOM header.

Low-level Code

  • Low-level code adalah level terbawah didalam material yang terjadi didalam semua product structures.
  • Ketika anda create a BOM, a low-level code automatically diassign ke masing-masing material yang dipakai didalam MRP and costing.
  • Low-level codes dipakai didalam material requirements planning (MRP) untuk menentukan urutan dalam materials yang akan di-planned dan product costing untuk menentukan berapa costs yang di rolled up.
  • Low-level coding memperhitungkan dari facta yang material yang mungkin digunakan didalam multiple products dan multiple production levels untuk satu product.

Low-level Code

Master Data BOM (Bill Of Material) Sesi 2

BOM Structure
Terbagi kedalam 2 bagian struktur BOM , adalah BOM Header dan BOM Detail.
BOM Header mencerminkan material SFG dan FG dan BOM Detail hanya mencermainkan material bahan pendukung untuk raw material dan packaging.

 

BOM Status.

  • BOM status controls BOM processing didalam perbedaan application areas.
  • Ketika anda mengkonfigurasi system didalam Bill of Material à Define
  • BOM status, anda mendefinisikan status untuk membedakan indicators yang allow or disallow BOM processing.
  • BOM A : BOM with status 1 dapat diexplode didalam MRP dan direlease untuk planned order.
  • BOM B : BOM with status 2 tidak dapat diexplode didalam MRP atau direlease untuk planned order.

Item Categori

  • Item category mendefinisikan feature dan functions item. Item category mendefinisikan special data yang akan diproses, dan controls kegiatan system .
  • The item category controls sebagai berikut :
  • Apakah kebutuhan sebagai sebuah material?
  • Apakah quantity item support juga inventory management?
  • Apakah mendukung tanda plus dan minus ?
  • Apakah sub item disupport
  • Layar mana yang dipilih dan bagaimana tata letak layar dari layar detail item
  • Perhatikan bahwa Anda tidak dapat mengubah kategori item setelah memasukkan item.
  • Anda hanya dapat memperbaiki entri untuk kategori item dengan menghapus item dan kemudian membuat yang baru

Multi Level BOM dan Single Level BOM

Menggambarkan hirarki / struktur dan berlevel level dari BOM, tingkat yang paling atas menunjukan finished product dan tingkat paling bawah adalah row materil dan packaging.
Sedangkan yang single level adalah BOM langsing ke rom material.

Master Data BOM (Bill Of Material) Sesi 1

Agenda : Master Data Bill Of Material (BOM)

  1. Apa yang dimaksud dengan Bill Of Material (BOM)
  2. BOM Categori
  3. BOM Status dan BOM Usages
  4. Bagaimana cara membuat BOM
  5. BOM Header Data & Item Data
  6. Item Category
  7. single Level dan Multi Level BOM
  8. Alternatif BOM atau Multi Level BOM
  9. Recursive BOM
  10. Low Level Code
  11. BOM Reporting
  12. BOM Configuration

Bill of Material (BOM) adalah daftar komponen yang lengkap dan terstruktur secara formal untuk
membuat sebuah objek. Didalamnya terdapat deskripsi dan nomor objek untuk setiap objek
bersama dengan kuantitas dan satuan ukuran.

Item  Itm Cat.  Material       Quantity   Unit
10     L               Material 1      100           Pieces
20     L               Material 2      10             Grams
30     L               Material 3      1               Meters

Contoh pengertian BOM adalah pada product Sepeda, Laptop
Dimana komponen untuk pembuatan Sepeda terdiri dari material komponen : Rem, Jeruji, Roda, Rem Sadel dll
Dan komponen untuk pembuatan Lapto terdiri dari keyboard, mouse, harddisk, mother board dll

BOM Terminologi.
BOM untuk bagian / departement lain menyebutnya dengan istilah yang berbeda-beda :
Part = engineering, Item = Sales Order dan Component = produksi

BOM Usage

  • Bill of material usage membolehkan membuat BOM untuk area yang berbeda didalam suatu company, contoh: area engineering atau production.
  • BOM engineering menggabungkan semua components product dari bagian engineering dan spare part.
  • BOM production adalah bagian dari setup manufacturing. contoh, process data product permintan departemen R&D.
  • Ketika membuat BOM dengan perbedaan usages , system akan menyimpan masing-masing BOM dengan internal number untuk usage yang berbeda.

BOM Categories

  • BOM Categories mendefinisikan hubungan suatu object
  • Material BOM’s are used in SCM/supply chain management dalam merepresentasikan structure products yang akan dibuat
  • Order BOM digunakan untuk menghasilkan sebuah product untuk specific sales order
  • Equipment BOM’s dapat digunakan didalam Plant Maintenance untuk menggambarkan structure dari equipment
  • Functional location BOMs dapat digunakan didalam plant maintenance untuk menghubungkan equipment pada specific locations.

BOM Categories

Configuration of BOM in SPRO

BOM Configuration in SAP PP (SPRO)

  1. Define Order of Priority for BOM Usages  –> Define Order of Priority for BOM Usages
  2. Bill of Material Allocation  –> Define Application

Tentang Dimana letak configurasi SAP PP secara standard dan apa yang dimaksud dari kode-kode yang dicreate oleh consultant, dari satu kode saling berelasi dengan kode kode yang lain yang terhubung didalam configurasi, adalah sangat tergantung dari style consultant untuk pengaturan dan penamaan kode-kode itu.

akan tetapi yang lebih penting adalah essensi dari tabel-tabel configurasi dari hubungannya dengan tcode tcode yang ada di SAP.

Walah baiknya nya saya jelaskan di member area aja, terlalu panjang dan akan bingung anda memahaminya.
Kalau dimember anda bisa lihat video tutorial dan arahan dari saya dan penjelasan.

yuk segera hubungi saya, atau masih belum yakin, sok silahkan lihat update saya di situs :

sapindonesia.net

Selamt belajar, sukses untuk anda.

 

 

Production Order Release (REL)

Life Cycle Production Order

  1. Production Order Creation –> CRTD
  2. Material Availability Check & Capacity Check
  3. Releasing Production Order –> REL
  4. Goods Issue –> GMPS
  5. Production Order Confirmation –> CNF
  6. Goods Receipt –> DLV
  7. Technical Complate –> TECO
  8. Settlement
  9. Business Closure –> CLSD

 

Production Order Release adalah proses seleanjutnya setelah resource dari order itu available baik pada aterial maupun pada kesiapan mesin produksi.
setelah order di release, maka dapat dihasilakan beberap document atau proses lebih lanjut, misalnya :

  1. Print Order, ini berupa form SK untuk produksi melakukan execusi di shop floor, karena dari Order mencerminkan kegiatan team produksi, baik pada kelengkapan material BOM, prosedur / tahapan proses produksi ( cairan dipanaskan terlebih dahulu, di masukkan ke tanki, dicampur pewarna dsnta )
    Dan juga actualisasi dari hasil proses finished product
  2. Document material stagging / withdrawal yang sudah diterima produksi dari transfer stock gudang raw material/packaging
  3. Proses bisa dilanjutkan ke konfirmasi jika order sudah direlease
  4. proses settlement adalah proses akhir dari kegiatan produksi untuk dibukukan sebagai nilai COGM (cost of Goods Manufacturing) atau HPP = harga pokok produksi.

Di-Member area saya jelaskan bersama dengan video tutorial dan scenarion di SAP System, tentunya akan lebih jelas lagi pemahaman tentang Production Order Releasing.
Ada 2 model proses Releasing di Production Order :

  1. Manual (release pada order header / release pada operation level
  2. Automatic (dengan meng-configurasi di SPRO, dan hasil nya dipasangkan di material master – Work scheduling View
  3. Tcode COHV (releasing secar acollective)

Belajar dengan saya akan lebih implementif, praktek sesuai dilapangan dan keaadaan di project implemntasi SAP di company di indonesia.

Jika anda kursus SAP di lembaga kurusu, selain mahal, ilmunya banyak teori dan kurang experince dengan kasus – kasus di lapangan.

Yuku buruan, ikit member, sebagai tamabahn saya sajikan paparan Scenario Production Order Release dengan video tutorial dibawah ini :

 

SAP PP Modul Course 2020

Hai SAP Mania, Bagi rekan-rekan yang serius / fokus untuk mempelajari Modul SAP PP,

Saya menyediakan situs baru khusus pembelajaran SAP-PP module, silahkan masuk ke link dibawah ini :

sapindonesia.net

Yuk teman2 yang ingin serius belajar SAP PP, bagi yang member saya akan berikan panduan lengkap SAP PP Modul, mulai dari file PPT, Video Tutorial dan penjelasan dari saya, Biayanya cuma Rp. 2 Jt seumur hidup.

Dan tentunya dengan konsultasi seumur hidup pula.

Eh di pembelajaran SAP PP Modul ada yang Unix,  anda akan saya ajarkan cara CONFIGURASI SAP PP MODUL
tapi yang member saja ya, karena ini proven untuk seorang consultant PP.

Jika anda juga ingin mempraktekan ke system SAP dan tidak mempunya SERVER, saya juga menyediakan SAP-IDES portabel biaya Rp. 1 Jt, cukup anda menyediakan External Disk.

SAP PP Modul, diajarkan saya dengan rata rata durasi 1 jam.

sapindonesia.net

BELI Vidio Tutorial SAP MM

Untuk anda yang berminat beli Video Tutorial, silahkan hubungi WA/Email.
Dan mendapatkan konsultasi gratis tentang SAP MM & juga kasus-kasus diperusahaan anda.

Hp/WA      :  0877-8924-1535
Email          :   ahmadyusufarif@gmail.com

Didalam Video Tutorial ini, saya memaparkan dengan detail dan dapat diikuti dengan langkah-langkah proses dari awal sampai dengan akhir :

Materi Video Tutorial ini dapat berguna untuk newbie SAP dan bekal kelengkapan untuk menjadi consultans SAP MM ;

Materi meliputi :

  1. Video Tutorial Overview SAP
  2. Video Tutorial Create material master (MM01)
  3. Video Tutorial Goods Issue (MIGO)
  4. Video Tutorial Goods Receipt (MIGO)
  5. Video Tutorial Phisycal Inventory Document (PID)
  6. Video Tutorial Create Purchase Requesation (PR)
  7. Video Tutorial Create Purchase Order (PO)
  8. Video Tutorial Transfer Stock (TP)
  9. Vide Tutorial Lengkap PR, PO, MIGO, PID

Tcode -Tcode yang related :

ME51n, ME52n, ME53n    –> Create Purchase Requesation
ME21n, ME22n, ME23n    –> Create Purchase Order
MIGO-GR                          –> Transfer Stock Goods Receipt 101
MIGO-GI                           –> Transfer Stock Goods Receipt 201
MM60                               –> List material
MKVZ                                –>  List Vendor
MMBE                               –> Stock Overview
MMSC                               –>  extend slock

MI01 Create Physical Inventory Document/PID
MI02 Change PID (perhatikan caranya change!/deleted)

MI04 Enter Inventory Count
MI05
MI06

MI20 List Inventory Differences
MI24 Phisical Inventory List

Materi SAP MM dan SAP PP

SAP PP (Planning & Production)

Introduction to SAP PP (Production Planning)

I.  Master Data PP

  1. Processing Material Master PP Views (Video Tutorial)
  2. Creation of Bills of Material (Video Tutorial)
  3. How to Create Resources Master in SAP PP  (Video Tutorial)
  4. How to Create Master Recipe in SAP PP (Video Tutorial)
  5. How to Create Production version in SAP PP (Video Tutorial)
  6. QM Master Data (Video Tutorial)

II.  Planning

  1. SCM Planning  (Video Tutorial)
  2. Short Term Planning/RM-PM Planning  (Video Tutorial)
  3. Capacity Planning, Evaluation & Leveling (Video Tutorial)
  4. Shop Floor Planning  (Video Tutorial)

III. Production Order Process

  1. Converting planned order to production order   (Video Tutorial)
  2. Releasing the Production Order  (Video Tutorial)
  3. Good issue for Production Order  (Video Tutorial)
  4. Confirmation of Production Order (Video Tutorial)
  5. Goods receipt against Production Order (Video Tutorial)

IV. Material Reservations & Transfers

  1. Material Reservation generation and Cancellation (Video Tutorial)
  2. Reservation for Additional Requirement (Video Tutorial)
  3. Material Return to Stores (Video Tutorial)
  4. Material Transfer to Warehouse (Video Tutorial)

 

Materi SAP MM

SAP MM (Material Management)

I.  Warehouse

  1. Inventory Control, Create kode material baru, minimum/maximum stock (Video Tutorial)
  2. Good Issue & Receive Material (Video Tutorial)
  3. Adjustment Quantity, Adjusment Price (PID)  (Video Tutorial)
  4. Create Purchase Requesatation (PR) & Monitoring  (Video Tutorial)
  5. List Inventory / download  (Video Tutorial)

II. Logistik & Procurement

  1. Create Purchase Order (PO)   (Video Tutorial)
  2. List Vendor  (Video Tutorial)
  3. List / Download PO  (Video Tutorial)

 

 

 

Tanya Jawab SAP

Tentang Materi 1.

Bagaimana merubah material numbernya jika kita punya kode material sendiri.
Jawab:
maintain counter number range material , tcode nya :  MMNR

Terdapat change number dan copy from material, ini fungsinya untuk apa ?
Jawab :

Change number  adalah merubah kode material yang sudah ada menjadi kode material baru,    dengan catatan belum terjadi stock ataupun transaksi pada material tsb.

Copy from adalah kita dapat membuat kode material baru dari refferensi kode material yang sudah ada.

Bagaimana menentukan QTY max, min, dan ROP (re-order point)
Jawab :
menentukan qty max, min & re-order point adalah hasil dari analisa team PPIC & marketting yang menjadi supply material tersebut pada produk SFG / FG.

planning PPIC yang bersifat tahunan/LTP, 3 month forecast dan weekly.

jika pada batas re-order point, maka system akan mengenerate PR

Bagaimana cara menyeting auto PR atau manual PR dari suatu material apabila quantity di gudang nya sudah di titik ROP (Re-order point)
Jawab :

di System SAP ada yang dikenal dengan MRP (material requirement planning) yang berjalan yearly, 3 month forecast dan weekly ataupun bisa dijalankan secara manually.

auto PR (PULL) hasil dari proses run MRP.
manual PR (PUSH) digenerate dengan tcode create PR/ ME51n

Di dalam SOP ini apakah kita bisa menyeting BOM (bill of material) suatu sparepart?
Jawab :

bisa, jika komponen material BOM tersebut sering dipakai dalam kegiatan produksi, tcode CS0

Apakah di SOP ada seting untuk menentukan ABC analysis suatu material?
Jawab :

ABC Class/indicator adalah indicator penjualan material dengan average 3 bulanan.
C adalah type sales yang rendah

 

Pertanyaan  1 lanjutan

Terimakasih Pak Ahmad atas materi-materi yang bapak berikan. semuanya sangat detail, step by step penyajianya dan sangat mudah dipahami.

Terimakasih juga Pak atas jawaban untuk materi1, namun masih ada yang mau saya tenyakan, sekedar sharing saja pak dari pengalaman saya diperusahaan sebelumnya dan dengan penggunaan software selain SAP. Tapi ini sharing sebagai WAREHOUSE SPAREPART ya Pak

masih no 1 pak, mengenai material master, dulu waktu saya make ENGICA, PRONTO dan ODDO ERP Kode material nya bisa kita rubah tergantung Clasifikasi kode material tersebut, pada saat create master code saat itu juga, artinya kalau di SAP saat running MM01. Biasanya material cataloger sudah mempunyai master code sparepart sendiri, sebagai contoh, untuk Baut mempunyai clasifikasi 16, maka material cataloger mempunyai data 16-00001 (16 => 2 digit pertama sebagai clasifikasi sparepart dari baut, dan 000015 digit terakhir sebagai running number). untuk rantai mempunyai classifikasi 17 di 2 digit pertamanya dan diikuti 5 digit sebagai running number.

ini contoh data dari master code:

nah untuk pertanyaan no 1 pak, di SAP penjelasan bapak, ketika kita buat atau create material baru, secara otomatis no kode materialnya tergenerate dari sistem SAP. ini sama halnya yang terjadi di perusahaan saya yang sekarang pak. Sebenernya sama kasusnya untuk pemakain ENGICA, PRONTO dan ODDO ERP yg tadi saya sebutkan,

hanya bedanya software2 yg saya pakai sebelumnya ketika kita buat master stock baru, nomer master code yang ter-create secara otomatis oleh sistem dapat kita hapus secara langsung dan diganti dengan no material atau kode material dari master cataloger tersebut (merujuk data dari data master code  material catalloger).

Apakah hal itu juga bisa dilakukan oleh SAP pak, pada saat running MM01?
Jawab :

  1. Sebenarnya teori mengganti kode material secara mandiri oleh user tanpa setup otomatis dari system adalah sesuatu yang riskan dilakukan pak / tidak disarankan
  2. Untuk pengaturan class / grouping seperti yang bapak maksud, di SAP juga sama ada pengelompokan kode material, terambil dari type material contoh: (ZRAW = type material kepala 1, ZPAC = type material kepala 2, ZSFG = type material kepala 3 dan ZFIN = type material kepala 4)

 

untuk pertanyaan no 2. sudah cukup jelas pak. namun ini ada kaitanya dari pertanyaan no 1. ingin menambahkan pertanyaan no 2 pak.

Untuk Change Number, jika material tersebut sudah terjadi transaksi GR, Issuing, Tranfer dll, akan berpengaruhnya bagaimana pak?

Jawab :

Sangat berpengaruh sekali pak, manakala telah terjadi transaksi di SAP (GR/GI/PID, transfer stock dll), membuat material baru adalah suatu profit center, jika itu sudah terposting ke accounting, maka akan reverse nya agak susah, biasanya KODE MATERIAL tidak diganti akan tetapi create KODE MATERIAL baru.  ( itu lebih safe )

 

sebagai pertanyaan tambahan pak ,

Apakah di SAP ketika kita membuat material baru, material baru tersebut bisa dipilih untuk dijadikan inventory atau non inventory(direct purchase)

Jawab :

Mungkin maksudnya adalah material consumeable dan non consumeable (material yang di stock dan tidak distock)  di SAP bisa dibedakan dari type material nya pak.

 

Pertanyaan Materi ke 2  (Issuing)

Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan pak mengenai issuing.

sekedar sharing dari warehouse sparepart pak, berdasarkan pengalaman saya pak untuk bisnis proses issuing dari perusahaan sebelumnya dan perusahaan saya yang sekarang.

proses issuing di warehouse sparepart akan dimulai dari user(internal), dalam hal ini bisa SPV/Engineer maintenance, Orang proses dll. nah mereka akan membuat Work Order number atau WO, WO ini adalah referensi bahwa ada kerusakan mesin atau untuk corective maintenance atau Preventive maintenance di lapangan sehingga dibutuhkan sparepert di warehouse sparepart tersebut.

dari WO akan dilanjutkan ke proses selanjutnya sebagai Material Issuing Voucher atau MIV (sebagai Print Out/dokumen), sehingga sparepart digudang akan di status RESERVED sebanyak QTY yang diminta di MIV tersebut.

Pertanyaanya pak, untuk kasus seperti ini, apakah proses issuing nya sama pak? sebab ketika orang gudang menerima dokumen MIV atau dkumen WO dari user. disitu terdapat no WO atau no MIV yang harus diinput di proses issuing orang gudangya.

NB: nanti saya kirimkan dokumen MIV pak untuk sharing.

 

Jawaban pertanyaan :

Proses Issuing di warehouse Spareparts dari cerita diatas adalah lebih tepatnya proses transfer stock dari Gudang Spareparts ke team maintenance /tehnik dengan reff.  WO tadi.
Nanti yang consume / yang menjadi beban biaya adalah team tehnik.

Jadi bedakan antara TRANSFER  dan ISSUE,  transfer tidak menjadikan proses doc.accounting / tidak ada price, sedangkan ISSUE ada cost center sebagai biaya dept yang memakai.

Alhasil, sekalipun di Gudang spareparts ada STOCK RESERVED, ini tergenerate dari MB21 (create reservation) berarti ketika MIGO posting akan terkirim ke Gudang tehnik & akan diconsume oleh tehnik.

 

Pertanyaan Materi 3

  1. Apakah GR bisa dilakukan secara back date?
  2. Bagaimana cara return barang tersebut jika ternyata barang tersebut tidak lolos QC
  3. Apakah harga di sistem SAP memakai average harga pak jika material A tersebut misalnya sudah di GR atau dibeli berkali-kali
  4. Bagaimana pak mentukan BIN location dari barang yang kita GR, karena dari penjelasan bapak, saya hanya melihat Plant dan Storage Location saja, tapi BIN location atau no Rack  digudang nya tidak ada.
  5. Untuk material finish good dari proses produksi yang akan di simpan digudang finish good untuk dijual. bagaimana proses receiving di sistem SAP ny pak?

Jawaban :

  1. GR bisa dengan cara backdate dengan catatan belum closing.
    Hal itu bias dilakukan pada input tanggal, Document date & Posting date

 

  1. Cara barang RETURN, jika tidak lolos QC adalah ketika barang datang/GR incoming pada saat beli, QC melakukan seleksi/inspeksi barang, jika terjadi masalah/cacat, maka qc akan memindahkan stock dari QI stock ke block Stock.

Hal ini mencegah agar stock tidak dipakai.
Dari block stock dibuatkan notifikasi QC untuk di RTV (return to Vendor)

 

  1. Harga yang tersimpan di GR mengikuti harga dari PO nya, bukan average, andaikan pada saat diconsume oleh order produksi akan mengambil harga moving price di SAP.

4.   Iya karena tidak membahas materi SAP WM, maka konsep BIN di SAP MM tidak dipakai, kalua ada yang sebagai   pelengkap/deskripsi dari sloc material.

  1. Receiving FG adalah hasil dari proses produksi digudang produksi, jadi setelah produksi menghasil FG, maka FG akan dicheck QC untuk inspeksi setelah Oke, FG akan ditransfer 313 ke Gudang FG dan Gudang FG akan ambil stock 315 (place in Storage).

Goods Receipts

Material yang diterima di pabrik  perlu diperhitungkan untuk tujuan akuntansi material dan pembayaran. Prosedur ini menggambarkan langkah-langkah yang digunakan di dalam prosesnya.

Penerimaan terhadap Purchase Orders

Semua RM / PM / SFG / FG / Spares / Stock Consumables yang diadakan dari luar melalui Purchase Order.

Vendor mengirimkan barang dengan delivery note/quality certificate. Security akan mengecek daftar barang berdasarkan delivery note. Security akan langsung mengirimnya ke departemen Warehouse. Warehouse akan mengecek PO di sistem (harus dicek apakah SAP bisa dikonfigurasi otorisasi untuk display PO tanpa harga). Jika PO ada dan statusnya oke, Warehouse akan menerima barang dan melakukan GR di sistem.

GR di sistem akan mencatat sebagai berikut:

  • Kode material
  • Kuantitas
  • Satuan
  • Nomer PO
  • Delivery note
  • Tanggal penerimaan
  • Tanggal posting
  • Bill of lading (impor)

Warehouse akan mencetak GRN 3 rangkap (bukan preprinted) jika dibutuhkan. Warehouse akan mengirimkan form GRN ke QC. Jika barang lulus pengecekan QC, QC akan menstempel form GRN dan mengirimkannya ke Accounting dan Warehouse. Warehouse akan memindahkan barang ke tempat penyimpanan.

  • Jika PO ada tetapi status tidak oke, Warehouse akan menginformasikan Purchasing. Kemudian Purchasing akan menindak lanjuti vendor.
  • Jika PO tidak ada, Warehouse akan menginformasikan Purchasing untuk membuat PO dan merilisnya. Jika PO tidak ada dan tidak ada konfirmasi pembuatan PO oleh Purchasing, material akan dikirimkan kembali tanpa ada masukan ke sistem.

 

Hal – hal lain :

  1. SAP hanya akan memperbolehkan goods receipt sebanyak kuantitas PO + toleransi. Kuantitas toleransi ditentukan di dalam PO. Jika kuantitas yang diterima lebih dari itu, maka PO harus diubah.
  2. Tidak akan ada quality inspection di SAP untuk non-stock consumables. Quality inspection dilakukan secara manual oleh Warehouse dan departemen pemohon secara bersama-sama, jika oke, keduanya akan menanda tangani dokumen GR kemudian Warehouse akan posting GR di SAP.
  3. Jika ada material non-stock yang perlu mempunyai quality inspection, maka akan diperlakukan sebagai stock consumables. Kemudian akan digunakan misalnya terhadap cost center
  4. Quality inspection untuk produk jadi (FG) dilakukan oleh principal.
  5. Tcode yang dipergunakan ( MIGO )

 

Materi SAP MM

SAP MM (Material Management)

I.  Warehouse

  1. Inventory Control, Create kode material baru, minimum/maximum stock (Video Tutorial)
  2. Good Issue & Receive Material (Video Tutorial)
  3. Adjustment Quantity, Adjusment Price (PID)  (Video Tutorial)
  4. Create Purchase Requesatation (PR) & Monitoring  (Video Tutorial)
  5. List Inventory / download  (Video Tutorial)

II. Logistik & Procurement

  1. Create Purchase Order (PO)   (Video Tutorial)
  2. List Vendor  (Video Tutorial)
  3. List / Download PO  (Video Tutorial)

 

Create Inventory Control in SAP…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Goods Issue ??

Proses ini melibatkan pergerakan barang dari gudang ke berbagai lokasi lain & konsumsi dari gudang untuk berbagai keperluan

Proses ini mencakup hal-hal sebagai berikut :

  • Posting penggunaan: Proses ini mencakup material non BOM yang dikeluarkan ke berbagai departemen. Material ini adalah barang stok yang memiliki kode material dimana inventory dipelihara. Berdasarkan reservation, penggunaan diposting. Dari lokasi gudang, material akan terlihat digunakan dan dibebankan pada cost center yang bersangkutan.
  • Good issue to production: movement type 261
  • Goods issue to scrap

Juga terdapat pergerakan goods issue di background layar untuk:

  • Production: movement type 261 terhadap production order
  • Sales: movement type 601 dari sales order
  • Stock transfers: movement type 641

FG, RM/PM, Barang Stock Dikirim Keluar untuk Direturn
Jika barang jadi atau bahan baku, bahan packing, barang stok keluar/out untuk pengerjaan ulang, pengolahan, finishing, dalam beberapa kasus PO subcontracting akan disiapkan dengan BOM rekursif (materi yang sama akan keluar dan materi yang sama datang/inout) / non rekursif.

Material akan dikirim keluar dengan delivery note (Tcode: MIGO movement type 541) dan kemudian penerimaan barang hasil akhir akan dibuat

NOTE.

-Jika FG Warehouse menemukan produk jadi yang di bawah standar, FG Warehouse akan memindahkan ke SLoc Damage.

-Jika FG Warehouse menerima kembalian FG dari customer, FG Warehouse akan memindahkan ke SLoc Return, Kemudian FG Warehouse akan menginformasikan QC untuk melakukan pengecekan.

-QC akan memutuskan apakah FG tersebut bisa dikemas ulang/diproses ulang atau scrap. QC akan menginformasikan hasilnya ke FG warehouse.

-Jika FG dapat diproses ulang, maka akan dipindahkan ke SLoc Reprocess/Rework. Kemudian FG Warehouse akan mengingormasikan ke Production.

-Jika FG akan discrap, maka akan dipindahkan ke SLoc Scrap. Kemudian FG Warehouse akan melakukan goods issue to scrap (movement type 551).

 

=======================================================================

Hai Teman -teman, Jika anda ingin mengetahui bagaimana cara Create Material Master & Good Issue dan materi SAP lainnya, saya menyediakan berbagai video Tutorial untuk anda dengan biaya yang sangat terjangkau yang sedang / baru belajar tentang SAP.

Video Tutorial nya bisa anda dapatkan dan bisa diulang-ulang rekamannya, sampai anda paham betul bagaimana cara melakukan proses di SAP berikut pemahaman konsep proses bisnisnya,

Jadi saya membahas bukan sekedar TCODE saja juga keterkaitan dengan pemahaman bisnis di SAP yang kita kaitkan dengan modul-modul yang related.

Penasaran silahkan hubungi saya di  :

Untuk bisa saling berbagi dengan mengenal lebih lanjut :
Silahkan invite di :

Hp/WA      :  0877-8924-1535
Email          :   ahmadyusufarif@gmail.com

=======================================================================

Work Center in SAP PP: Create, Change, Display (CR01, CR02, CR03)

Work Center adalah unit organisasi di mana kegiatan manufaktur dilakukan.

Dengan kata lain, Work Center adalah master data yang mewakili real mesin, Line Produksi, Work Center assembly/Perakitan, dll. Kegiatan manufaktur atau Operasi dilakukan di Work Center.

  • Work Center digunakan dalam daftar tugas (routing) operasi dan di copy ke production order atau process Order untuk perencanaan dan pelaksanaan shoop floor.
  • Data Work Center digunakan untuk :

    • Scheduling
      Ketika sebuah Production Order dibuat, durasi dari sebuah operasi dapat dihitung berdasarkan waktu operasi didalam routing dan formula akan dimasukkan ke dalam Work Center.
    • Costing
      Biaya dari sebuah operasi dapat dihitung didalam production order berdasarkan formula yang dimasukkan ke dalam Work Center.
      Work center selalu terkait dengan Cost Center
    • Capacity Planning
      Kapasitas dan formula yang tersedia untuk menghitung kebutuhan kapasitas disimpan diWork Center
  • Work Centers digunakan didalam routing operation data.
  • Work Center dibuat untuk pabrik manufaktur dan diidentifikasi oleh kode.

Didalam tutorial ini kita akan mempelajari :

  1. Bagaimana caranya create Work Center
  2. Bagaimana caranya merubah Work Center
  3. Bagaimana caranya melihat Work Center


How to create Work Center

Step 1) Dari SAP screen open transaction CR01

  • Masukkan manufacturing Plant code dimana Work Center dibuat.
  • Masukkan Work Center code.
  • Masukkan Work Center category sebagai “0001” yang artinya Work Center akan dikategorikan sebagai mesin.

Setelah mengisi semua field, click  atau tekan Enter untuk ke screen berikutnya.

Step 2) Pada Screen ini, Work Center basic data akan dimasukkan seperti dibawah ini.

  • Masukkan Work Center description.
  • Masukkan kode  orang yang bertanggung jawab untuk Work Center itu.

  • Masukkan lokasi fisik di mana Work Center berada di pabrik.

  • Masukkan Usage sebagai “009” yang berarti Work Center berlaku untuk semua jenis task list seperti route produksi, pemeliharaan task list, dll.

  • Masukkan Nilai standar key yang berisi berbagai jenis aktivitas yang digunakan untuk perhitungan biaya standar.

Step 3) Pada Screen ini dibawah “Capacities Tab.”

  • Masukkan Capacity category sebagai “001” yang merepresentasikan kategori machine.
  • Masukkan proses formula sebagai “SAP006” – ini digunakan untuk menghitung ketersediaan kapasitas dari Work Center.
    SAP006 =( Operation quantity* machine time )/ base quantity
  • Setelah mengisi kedalam capacity category dan memproses formula, click on the  button:

Maka akan diopen screen lain :

Step 4) Pada Screen ini dibawah capacities Tab, capacity data akan dimasukkan.

  • Masukkan Capacity description.
  • Masukkan details tentang “Input capacity planner group”, yang bertanggungjawab untuk kapasitas mesin.
  • Masukkan factory calendar ID, yang memiliki daftar hari libur untuk plant anda. maka  pada hari libur, capacity untuk Work Center itu akan dikosongkan.
  • Masukkan base unit of measure as “MIN” yang artinya work center kapasitas tersedia akan diukur didalam waktu i.e. min.
  • Masukkan time period (start dan finish time) untuk yang Work Center akan tersedia untuk operasi.
  • Masukkan capacity utilization percentage %( berapa banyak waktu itu digunakan dari waktu kerja standar yang tersedia) dari Work Center mempertimbangkan kerusakan dan pemeliharaan preventif dari mesin. Masukkan jumlah kapasitas yang berarti sejumlah Work Center serupa.
  • Check “relevan untuk penjadwalan terbatas dan” perencanaan jangka panjang “yang menunjukkan jika ada batasan kapasitas, maka operasi dipindahkan ke tanggal tertentu di mana ia dapat diproses tanpa batasan kapasitas.

Setelah terisi semua fields, click  untuk kembali ke Overview Work Center Capacity

Kemudian click tab “Scheduling” dari menu, system akan memperlihatkan pada screen berikutnya :

Step 5) Pada Scheduling Tab,

  1. Enter Capacity category dengan “001” yang mana menunjukan kategori mesin dan karenanya machine time akan menjadi dasar untuk perhitungan schedule time didalam production order.
  2. Input processing formula dengan “SAP002” yang digunakan untuk menghitung scheduling time.

SAP002 = (Operation quantity* machine time)/ base quantity/no. of splits.

Setelah mengisi semua field, click tab “Costing”

Step 6) Pada Costing Tab

  1. Enter Start dan Finish date yang menunjukan validity date dari cost center.
  2. Input cost center pada operational costs yang akan dibooked.
  3. Input semua activity types beserta formula, yang akan digunakan untuk menghitung activity costs.

Click tombol untuk save Work Center baru. System akan memberikan pesan  dipojok kiri bawah.

Bagaimana cara merubah Work Center

Kami memerlukan perubahan di work center jika cost center yang ditugaskan ke work center telah diubah oleh tim keuangan. Jika work center waktu yang tersedia untuk produksi atau% pemanfaatannya telah diubah, maka juga kita perlu melakukan perubahan di work center.

Step 1) Dari SAP screen, buka transaction CR02.

  1. Enter Plant Code.
  2. Enter Work Center code yang akan dirubah.

Setelah mengisi semua field, click untuk melihat screen overview pada work center. Kamu dapat juga langsung menuju ke tab yang digunakan

Step 2)

  1. Ubah Cost Center atau lakukan modifikasi apa pun seperti perubahan waktu tersedia atau penggunaan% di salah satu tab.

Setelah selesai semua modifikasi, click untuk Save Work Center. System akan memperlihatkan pesan :

Bagaimana cara melihat Work Center

Step 1) Dari SAP Easy Access screen buka transaction CR03

  1. Enter Plant Code.
  2. Enter Work Center code yang akan didisplay

Setelah mengisi semua field, tekan enter dari keyboard untuk menuju screen overview dari work center.
kamu dapat juga langsung menuju tab yang disediakan untuk digunakan.

Troubleshooting

Mungkin ada kasus di mana di Cost Center tidak ada. Untuk ini,  kamu membutuhkan untuk create cost center dan maintain hubungan activity type – cost center

Jika anda menuju ke tab Technology kamu akan mendapatkan stuck/terjebak dalam pemilihan type mesin, jika demikian click untuk meninggalkan tab

Orang yang bertanggungjawab, capacity planner group akan dikonfigurasi didalam process order dengan membuat work center

Sekian, berlanjut ke master data yang lain…

 

Bill of Material (BOM) in SAP PP: Create, Change, Display (CS01, CS02, CS03)

Apa itu Bill of Material (BOM) dan perannya ?

Sebuah bill of material adalah daftar lengkap dan terstruktur secara formal dari komponen-komponen yang membentuk suatu produk atau assembly. Daftar ini terdiri dari nomor material masing-masing komponen, bersama dengan kuantitas dan satuan ukuran.

  • BOM bisa tingkat tunggal dan multi-level. Misalnya, bahan jadi akan mengandung bahan setengah jadi sebagai komponen yang pada gilirannya akan mengandung bahan baku sebagai komponen di tingkat berikutnya.

  • Mungkin ada BOM alternatif yang berbeda untuk suatu produk tergantung pada lot sizes, validity dates, dan metode produksi yang berbeda

  • BOM digunakan dalam perencanaan produksi untuk perencanaan setengah jadi dan pembelian untuk bahan mentah.

  • BOM juga digunakan dalam perhitungan biaya standar untuk Produk jadi dengan menggulirkan biaya dari raw ke semi-finish dan kemudian ke Produk jadi

  • Material BOM dapat dibuat untuk material dalam modul PP dan Equipment BOM digunakan dalam modul Plant Maintenance/PM

Didalm tutorial ini – akan dipelajari teantang :

  1. Bagaimana cara create BOM
  2. Bagaimana cara merubah BOM
  3. Bagaimana cara melihat BOM


How to create BOM

Step 1) Dari SAP screen open transaction CS01

  • Masukkan material induk untuk BOM yang akan dicreate.
  • Masukkan Plant Code.
  • Masukkan BOM usage = “1” yang digunakan untuk Create Production BOM
  • Masukkan tanggal valid dari yang berarti bahwa BOM akan divalidasi dari tanggal itu.

Setelah mengisi semua fields, click atau tekan tombol Enter untuk ke screen berikutnya.

Step 2) Pada Screen berikutnya.

  • Masukkan Item Category dengan “L” yang digunakan untuk stock item dan bisa jadi default.
  • Masukkan Component material code didalam Component Field.
  • Masukkan Component quantity yang ditunjukkan dibawah.
  • Beberapa informasi seperti description dan unit measure dari component akan dibawa keluar oleh system secara otomatis setelah click atau tekan Enter pada tombol keyboard.

Note:
Untuk melihat lebih jauh ke bawah melalui BOM untuk salah satu komponen ini, klik dua kali pada bagian dalam kolom Assembly. Jika kotak tidak dicentang, maka komponen tidak memiliki BOM lebih lanjut

Step 3) Pada screen ini,

  • Click on icon   untuk melihat BOM header, system akan menunjukan BOM header screen pada tahap berikutnya:

Step 4) Pada BOM header view,

  • Isikan base quantity pada material induk itu. Jika ini adalah 1 EA (each), maka component quantity akan menggambarkan berapa banyak yang dibutuhkan untuk menghasilakan 1 item
  • Click untuk save   BOM baru setelah check, system akan menunjukan pesan pada pojok kiri bawah.

Sekarang pada tahapan berikutnya kita akan melihat, bagaimana caranya merubah BOM?


Bagaimana caranya merubah BOM (CS02)

Kami akan mengubah BOM jika ada perubahan dalam daftar komponen atau kuantitas komponen yang digunakan untuk memproduksi produk FG.

Step 1) Dari SAP screen open transaction CS02

  • Masukkan material induk BOM yang akan diubah.
  • Masukkan Plant Code.
  • Masukkan BOM usage  = “1” yang ini digunakan untuk merubah Production BOM.
  • Masukkan tanggal validasi dari yang artinya bahwa BOM akan valid dari tanggal itu.

Step 2) Setelah mengisi semua field, click   untuk ke screen berikutnya.

  • Merubah component code atau quantity.
  • Setelah menyelesaikan semua modifikasi, click to save   BOM. System akan memperlihatkan sebuah pesan seperti dirubah pada pojok kiri bawah.

 

Bagaimana caranya melihat BOM

Step 1) Dari SAP screen open transaction CS03

  • Masukkan material induk untuk BOM yang akan didisplay.
  • Masukkan Plant Code.
  • Masukkan BOM usage = “1” yang digunakan untuk merubah Production BOM.
  • Masukkan validasi tanggal dari yang berarti bahwa BOM akan divalidasi dari tanggal itu.

Click    untuk ke screen berikutnya.

Step 2) Pada screen ini, daftar components dengan quantity yang akan didisplay.

  • Click  icon untuk melihat BOM header.

Pada step berikutnya, you akan melihat BOM header.

Step 3) Pada tahapan ini, BOM header akan didisplay.

  • Display base quantity dari product.

Troubleshooting :

  • Mungkin ada kasus di mana bahan komponen tidak ada. Untuk ini, Anda perlu membuat master materi untuk bahan komponen sebelum membuat BOM.
  • Beberapa User mencoba untuk membuat BOM lagi untuk Produk yang sama,

    sistem memberikan pesan peringatan mengenai “BOM2 Alternatif sedang dibuat” dan mereka cenderung mengabaikan pesan peringatan dan bergerak maju dan karenanya berakhir dalam menciptakan BOM 2 alternatif yang serupa untuk produk yang sama.

    Ini tidak perlu membuat data duplikat

     

 

 

 

QS21 Create Master Inspection Characteristic

Keterangan: Inspection Characteristics dicreate terkait dengan criteria karakteristik dari suatu material yang akan diproses inspeksi yang meliputi proses incoming inspection (RM/PM), goods receipt after production (FG/ SFG) yang dihasilkan dari process order produksi.
.
Trigger: Characteristic Data
Output: Master Inspection Characteristics

Masukan Kode Plant :
Masukan Master Inspection Characteristic yang akan dicreate
Masukan Valid From : tanggal berlakunya < dd.mm.yyyy>

Kemudian tekan tombol  , sehingga akan muncul screen
pop up berikut:

Kemudian rubah status menjadi Released dan tekan tombol  , sehingga
akan muncul screen pop up berikut:

Kemudian klik  <enter>, sehingga akan muncul screen berikut:

Lalu tekan tombol  <save> untuk menyimpan data.

Selesai.

Introduction to SAP PP (Production Planning)


Organization Structure di SAP PP

Dalam setiap modul Perencanaan Produksi yang berlaku, LOKASI Pabrik dan STORAGE didalam pabrik, harus tersedia di dalam sistem (plant & Sloc).

Pentingnya lokasi dari Plant dan storage didalam Production Planning :

  • Semua data induk Produksi dibuat pada level Plant.
  • Kegiatan Perencanaan juga dilakukan pada level Plant.
  • Proses konfirmasi Produksi dan goods movement terjadi pada level plant dan level storage location.

Master Data didalam SAP PP

Data master umumnya statis untuk perusahaan mana pun dan sangat jarang diubah tergantung pada kebutuhan. Ada 5 data induk yang harus dikelola dalam modul Perencanaan Produksi.

Material Master

Material master berisi information tentang semua material yang diperoleh perusahaan,  yang dihasilkan, yang disimpan dan yang dijual.

dengan number/kode yang unix untuk mengidentifikasikan sebuah material master record.

Material pada dasarnya sama memiliki kelengkapan yaitu dibuatkan group dan ditentukan pada  tipe material seperti finished/FG, raw material/RM/PM, etc.

Hal ini digunakan untuk tujuan sebagai berikut :

  1. Untuk membeli/purchase materials
  2. Untuk posting Goods Movement seperti goods issue/GI or receipt/GR didalam inventory management dan juga untuk posting physical inventory/PID
  3. Didalam invoice verification untuk posting invoices
  4. Didalam sales dan distribution untuk proses pemenuhan sales order
  5. Didalam production planning dan control untuk material requirements planning, scheduling, dan production confirmation processes.


Bill of Material (BOM)

Sebuah BOM adalah  daftar komponen yang lengkap & terstruktur secara formal bersama dengan quantity yang diperlukan untuk menghasilkan product atau assembly/perakitan.

BOM digunakan dalam perencanaan kebutuhan material dan penetapan harga produk/costing

Anda juga dapat membuat hingga 99 BOM alternatif untuk satu produk.

Untuk Produk yang memiliki beberapa varian, Anda dapat membuat Super BOM, yang memiliki semua jenis komponen yang mungkin digunakan untuk memproduksi berbagai jenis varian, dan komponen yang sesuai dipilih berdasarkan karakteristik yang dipilih dalam Urutan penjualan.

Misalnya, Siklus Produk dapat berisi semua jenis bingkai (dengan warna dan ukuran berbeda) dan bingkai yang diinginkan dipilih dalam urutan produksi berdasarkan warna dan ukuran yang dipilih dalam urutan penjualan.


Work Center

Work Center adalah sebuah mesin atau group mesin dimana proses production dilakukan.
Work Center digunakan didalam proses task list (Routings).

Ini berisi data untuk :

  1. Scheduling
  2. Capacity
  3. Costing

 

Routing

Routing hanyalah urutan operasi yang dilakukan di Work Center. Ini juga menentukan waktu mesin, waktu kerja, dll untuk pelaksanaan operasi.

hal itu juga digunakan untuk scheduling dari operations dan digunakan didalam perhitungan standard cost dari suatu product.

 

Production version

Production version adalah kombinasi dari BOM dan Routing data untuk production. ini berkaitan antara BOM & Routing dan menentukan proses manufacturing.

Ini juga digunakan untuk penjadwalan operasi dan digunakan dalam perhitungan biaya standar produk.

Ada beberapa versi produksi/PV11, PV12… yang sesuai proses manufaktur yang berbeda untuk menghasilkan produk.


Production Planning Cycle

Perencanaan dan Pengendalian Produksi terdiri dari 2 proses Perencanaan dan Eksekusi yang jelas.

Planning

Perencanaan produksi umumnya dilakukan dari rencana penjualan yang dianggarkan.
Perencanaan didasarkan pada rencana Penjualan untuk memenuhi persyaratan penjualan sesuai dengan waktu siklus produksi.

Permintaan untuk Produk dimasukkan melalui manajemen permintaan dalam bentuk kebutuhan independen yang direncanakan (PIR). Data ini dari manajemen permintaan menjadi masukan untuk perencanaan kebutuhan Material (MRP).

MRP memeriksa ketersediaan berbagai bahan baku yang digunakan untuk produksi pada tahap yang berbeda menggunakan data induk seperti Bill of material (BOM) dan stok plant saat ini tersedia.


Dalam kasus kekurangan bahan, PR dibuat untuk bahan yang dibeli secara eksternal, dan planned Order akan dibuat untuk material in-house produksi.

PR – PR dan Planned Orders memulai Siklus Pengadaan dan Siklus Pelaksanaan Produksi masing-masing.

Karena MRP bekerja dengan kapasitas tak terbatas, pemerataan kapasitas harus dilakukan untuk menghindari kemacetan kapasitas.

Execution

Planned Order –  ini dikonversi ke Process Order, dan dijadwalkan sesuai waktu produksi menggunakan data master seperti ROUTE.

Production Order dikeluarkan oleh Pengawas Produksi/spv di shop floor, dan pemeriksaan ketersediaan material juga dapat dilakukan untuk memeriksa apakah ada komponen yang hilang.

Produksi dilakukan berdasarkan aktivitas yang dipertahankan dalam Routing dimana data master seperti Work Center disebutkan terhadap setiap operasi dalam Routing.

Setelah produksi selesai, Konfirmasi Order dieksekusi, dan pergerakan barang untuk konsumsi bahan & tanda terima barang diposting terhadap Order. Oleh karena itu, Order mendapatkan status Delivered (DLV), dan material diterima ke lokasi penyimpanan yang diinginkan.

Biasanya pada akhir bulan sebelum melakukan penyelesaian Order, proses Order harus diatur ke status yang diselesaikan secara teknis untuk menghitung variasi produksi/variance oleh personel pengendali/CO.

Demand Management

Fungsi Manajemen Permintaan adalah untuk memperkirakan jumlah kebutuhan dan tanggal pengiriman untuk produk jadi dan assembly penting. Manajemen Permintaan menggunakan PIR/planned independent requirements  (persyaratan independen yang direncanakan) dan permintaan pelangganS

strategi perencanaan harus ditentukan untuk suatu produk. Ini merupakan metode produksi untuk perencanaan dan manufaktur. Ada dua metode yang dapat kita lakukan untuk ini.

Make to Stock:
Produksi barang tanpa memiliki pesanan penjualan, yaitu, stok diproduksi secara independen dari pesanan.

Make to Order:
Strategi ini berlaku untuk produksi material untuk pesanan penjualan/SO individu atau item baris tertentu.

Material Requirement Planning (MRP)

MRP menentukan setiap kekurangan dan menciptakan elemen pengadaan yang tepat. Itu melakukan perhitungan kebutuhan bersih dan menghasilkan pesanan yang direncanakan untuk in-house diproduksi bahan dan pembelian permintaan/PR untuk bahan baku. Itu lead time scheduling dan menghitung tanggal produksi didalam planned order.

Ini meledak BOM dan menghasilkan proposal pengadaan di setiap tingkat BOM.

 

Capacity Planning & Leveling

Perencanaan Kapasitas digunakan untuk menganalisis kapasitas yang berlebihan di Work Center dan Shift Order untuk menghindari kemacetan/overload kapasitas.

Permintaan kapasitas dihasilkan melalui MRP di Work Center dan karena MRP bekerja dengan kapasitas tak terbatas dan merencanakan segala sesuatu di Work Center tanpa mempertimbangkan kendala kapasitas apa pun. Diperlukan untuk menyamakan kapasitas di Work Center.

Kapasitas dapat diratakan di setiap Work Center melalui tabel perencanaan untuk menciptakan rencana produksi kendala.

Production Orders

Output MRP akan menjadi “Planned Order”, yang perlu dikonversi ke Production Order untuk eksekusi lebih lanjut dari proses.

Production Order adalah elemen penerimaan yang mengikat, yang tidak terpengaruh oleh MRP yang dijalankan, tidak seperti Planned Order.

  1. Production Order adalah dokumen yang menentukan kebutuhan material apa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya. Ini juga berisi komponen BOM dan data operasi routing yang akan dilakukan di Work Center.

  2. Production Order dirilis untuk eksekusi, dan pemeriksaan ketersediaan material dapat dilakukan yang menentukan apakah ada komponen yang hilang.

Production Order Confirmation

Ketika barang diproduksi secara fisik di shop floor, maka production order harus dikonfirmasi.

Selama konfirmasi, bahan-bahan komponen dapat dikonsumsi secara otomatis melalui mekanisme penyiraman kembali/back flush dan penerimaan barang material dapat dilakukan secara otomatis melalui tombol Kontrol operasi di Routing.

Namun, alih-alih pergerakan barang otomatis, good issue dan good receipt secara manual dapat dilakukan secara terpisah dari konfirmasi

Setiap pergerakan barang yang gagal karena defisit stok komponen dapat diproses ulang secara manual.

Biaya kegiatan seperti mesin, tenaga kerja, dll juga akan diperbarui dalam urutan produksi selama konfirmasi secara aktual

Order mendapatkan status CNF (Dikonfirmasi) dan DLV (Terkirim) setelah final konfirmasi dan final penerimaan Barang

Jika konfirmasi diposting salah, maka kami dapat membatalkan konfirmasi dan mempostingnya lagi dengan data yang benar.

 

Production Order Close

Setelah Production Order dikirim sepenuhnya atau kami tidak ingin mengeksekusi Order lebih lanjut maka Order harus diselesaikan secara teknis / TECO.

Setelah Order mendapat status TECO, itu dihapus dari stok / daftar kebutuhan (stock requirement list) dan tidak lagi dipertimbangkan dalam perencanaan kebutuhan material yang dijalankan. Semua reservasi tergantung juga dihapus dari sistem.

Selanjutnya, kita akan melihat ke setiap fase SAP PP dan mempelajari cara mengoperasikan modul SAP PP

SAP PP (Production Planning)

Perencanaan Produksi adalah proses menyelaraskan permintaan dengan kapasitas manufaktur untuk membuat jadwal produksi dan pengadaan untuk produk jadi dan bahan komponen

SAP PP adalah modul penting dari SAP. Ini melacak dan membuat catatan arus proses manufaktur, misalnya, biaya yang direncanakan dan aktual. Juga, pergerakan barang dari konversi bahan baku menjadi barang setengah jadi

Ini sepenuhnya terintegrasi dengan modul SAP lainnya: SD, MM, QM, FICO & PM

Quality Notification in SAP QM: QM02

Bagaimana me-record defects dan create quality notification

Didalam langkah ini, kita akan me-record the defects ketika quality results memberikan batas toleransi setelah melakukan analisa di system SAP.

Step 1) Dari Menu SAP Easy access, buka Transaction code QA32, dan enter the following details.

  • Pilih inspection lot yang mana results record dihasilkan dan SAP system status  “RREC.”
  • Tekan tombol “Defects” dari screen SAP screen.

     Setelah menekan tombol defects, kita akan pindah ke screen berikutnya.

Step 2) Pada screen SAP ini,

  1. Pilih code group “Length” dan Code “Too Long” yang mana ada Defect kita menemukan setelah melakukan analysis.

Step 3) Pada screen SAP ini,

  • Kamu dapat melihat  kode material  dan  inspection lot terhadap yang kita create defects.
  • Kamu dapat melihat kode Defect length yaitu “too long.”
  • Tekan tombol “Notification Button” diatas untuk create sebuah quality notification.

Kamu akan mendapatkan pesan seperti ini. “quality notification created”.

Bagaimana cara release & complete notification

Step 1) Dari screen SAP Easy access buka Transaction QM02.

Disini, kita akan release dan me-record tasks & activities untuk melengkapi quality notification.

  1. Masukkan quality notification number yang di-create di langkah sebelumnya.

Tekan tombol Enter dari  keyboard untuk pindah ke screen berikunya.

Step 2) Pada screen SAP ini,

  • Kamu dapat melihat nomer Purchase order terhadap yang diterima barang defective.
  • Kamu dapat melihat inspection lot yang dihubungkan dengan nomer purchase order.
  • Tekan TAB  “Items” untuk pindah ke screen berikutnya.

Step 3) Pada screen SAP ini,

  • Kamu dapat melihat kode Defect “too long” yang kita sudah masukkan di step sebelumnya.
  • Tekan tombol release untuk release notifikasi.
  • Tekan tombol  “causes” untuk mendefinisikan sebab problem dan move ke screen berikutnya.

Step 4) Pada screen SAP ini, membutuhkan penjelasan sebab identifikasi  defect.

  • Disini, pilih code group “QM” untuk sebab yang artinya gagal design.
    Kode-kode groups dikonfigurasi berdasarkan business requirements.
  • Tekan tombol “Tasks” untuk pindah ke screen berikunya.

Step 5) Pada screen SAP ini, kita membutuhkan penjelasan tasks untuk diperlihatkan setelah identifikasi defect.

  • Disini, pilih code group “QM- G2” untuk tasks, yang artinya membutuhkan rework untuk dilakukan. code groups ini  dikonfigurasi berdasarkan business requirements.
  • Tekan tombol “Activities” untuk  pindah ke screen berikutnya.

Step 6) Pada screen SAP, kita membutuhkan penjelasan activities yang ditunjukan setelah identifikasi defect.

  • Disini, pilih code group “QM- G2” untuk activities yang artinya sebuah special complaint untuk di-isi terhadap  vendor. Kode groups dikonfigurasi berdasarkan business requirements.
  • Tekan tombol “complete” untuk melengkapi proses notification process.

Troubleshooting

  • Inspection plan mesti dicopy ke inspection lot, tanpa itu kita tidak akan mendapatkan result recording dan usage decision.
  • Jika inspection plan yang di-create setelah inspection lot, kemudian inspection lot akan mendapatkan  CRTD status. Dan kita membutuhkan penentuan Inspekction plan secara manual untuk merubah status dari created (CRTD) ke released (REL) di SAP system. Setelah Inspection lot sudah direlease kemudian hanya, kita dapat memperlihatkan result recording dan usage decision.
  • Sampling procedure mesti di tentukan didalam inspection plan untuk melakukan result recording dan usage decision yang lain atau melakukan secara manual kita membutuhkan untuk menghitung sample didalam inspection lot.
  • Code groups dan codes membutuhkan untuk dikonfigurasi yang bergantung pada business yang dibutuhkan needs untuk process quality notifications.

Demikian Tentang Master Data QM, jika anda ingin lebih mengetahui tentang SAP, khususnya SAP MM, SAP PP, SAP QM, SAP PM dan SD. silahkan untuk invite me untuk kita saling berbagi informasi.
hubungi saya :

email       :  ahmadyusufarif@gmail.com
HP/WA  : 0877-8924-1535

 

 

SAP QM: Final Inspection CO01 & QA32

Final inspection setelah production maka proses berikutnya didalam sistem SAP, seperti :

  • Creation dan Confirmation dari Production Order

Good receipt akan terjadi didalam proses procurement yang merupakan bagian dari Purchasing. Good receipt biasanya terjadi terhadap/karena sebuah purchase order atau schedule agreement.

Terhadap masing-masing baris item GR,  system SAP akan secara otomatis tergenerate satu inspection lot yang berisi detail-detail purchase seperti vendor, tanggal purchase, inspection specifications dan sampling details.

  • Daftar Inspection lot

Untuk daftar Inspection lots, kamu dapat menggunakan transaction code QA33. Kriteria pencariannya dapat dilakukan dengan cara :

  1. Material (s)
  2. Inspection lot creation date
  3. Inspection dates
  4. Plant
  5. Inspection type “04”
  6. Batch
  • Melampirkan inspection plan dan release inspection lot

Sistem SAP  secara otomatis menetapkan inspection plan pada material dengan tipe task list ’05’ (Goods receipt inspection). Jika lebih dari satu inspection plan yang ada untuk material, kita mesti :

  1. Menetapkan inspection plan pada material
  2. Calculate the sample
  3. Release lot untuk inspection processing.
  • Sample calculation

Jika sampling procedure dilampirkan dengan inspection plan / material / characteristics, sistem SAP  akan secara otomatis menghitung sample atau secara manual ke lot dan menghitung sample.

  • Result recording

Result recording akan dilakukan terhadap inspection lot yang dibuat pada saat Goods Receipt.

Semua characteristics akan ditampilkan di layar SAP recording untuk di input. sistem SAP akan diberikan sebuah f4 untuk mencari kode yang diberikan values untuk attribute inspection.

Untuk data quantitative, berdasarkan tolerance limit (upper dan lower), Sistem SAP akan mengajukan valuation. dalam kasus kedua-duanya, inspector dapat accept atau reject pengajuannya (Manually).

  • Usage Decision

Ketika kita membuat usage decision, kamu memutuskan accept atau reject goods didalam inspection berdasarkan results inspection. Sekali anda buat usage decision, inspection completed.

  • Stock posting

Pada Final inspection setelah production, inventory management ditempatkan pada saat usage decision, dan kita dapat transfer Quality stock into yang relevan stock categories seperti,

  1. Unrestricted usage
  2. Blocked
  3. Scrap
  4. Different material
  5. Sample
  6. Return to vendor

Bagaimana caranya create & confirm Production Order

Pada step ini, kita akan create & confirm production order yang akan dipicu otomatis goods receipt dan karenanya  inspection lot akan digenerate.

Step 1) Dari menu akses SAP, buka Transaction code CO01, dan enter detail berikutnya.

  • Enter Kode Material yang kamu ingin untuk create production order.
  • Enter production plant code.
  • Enter production order type.

Setelah isi semua field, click ataur tekan Enter ke screen berikutnya di SAP.

Step 2) Pada screen SAP ini, kita akan create production order.

  • Enter quantity production order .
  • Pilih “current date” dari drop down box dan tekan enter dari keyboard.
  • Tekan tombol “Release” dari top ke release order.
  • Tekan TAB “Goods Receipt” untuk check jika quality inspection activate atau tidak.

Jika sudah activate, kamu akan lihat “quality inspection” stock akan dikumpulkan terhadap stock type didalam step berikutnya.

Step 3) Pada screen SAP ini, kita akan check tanda quality inspection didalam production Order.

  1. Anda dapat melihat type stock “quality inspection” yang berarti setelah confirmation dan goods receipt dari production order, inspection lot akan ditrigger, dan stock akan mendapatkan stock quality inspection.

Setelah menyimpan screen dengan men-click tombol save, Production order akan terbentuk.

Step 4) Dari menu SAP, buka Transaction code CO11N.

Disini, kita akan confirm dan post goods receipt terhadap production order.

Masukkan detail dibawah ini :

  • Enter nomer production order yang dicreate distep sebelumnya. setelah memasukkan nomer order number, semua details akan dikumpulkan secara otomatis.
  • Tekan TAB  “Goods Movement” untuk pindah ke screen berikutnya, dimana kita akanmelakukan post goods receipt dan goods issue dari components.

Step 5) Pada screen SAP,

  1. Kamu dapat melihat Goods receipt akan diposting untuk material S-1003 sebanyak 20 EA, yang ditrigger  inspection lot.

Click tombol SAVE untuk menyimpan Order

Setelah posting confirmation dan Goods receipt terhadap production order pada sistem SAP, langkah berikutnya adalah quality result recording.

Bagaimana melakukan Result Recording dalam SAP

Step 1) Dari menu SAP, buka Transaction code QA32.

Disini, kita akan meng-inspeksi  material dan record results terhadap inspection specification.

  • Enter Kode Plant di SAP screen.
  • Enter inspection lot origin sebagai “04” yang merupakan standar SAP inspection type digunakan untuk raw material inspection.
  • Tekan Execute untuk display list of inspection lot.

Step 2) Pada screen SAP ini,

  • Kamu dapat melihat inspection lot ter-generate didalam step sebelumnya dengan material
  • Check sistem status SAP status =  REL CALC SPRQ. Status ini adalah confirmation for the kegiatan2 seperti,
  •   Inspection plan di-copy didalam inspection lot
  •   Sample size dihitung dan stock posting diminta dari quality stock to unrestricted atau stock yang lain     category.
  • Tekan tombol “Results” dan pindahkan ke screen berikutnya SAP untuk melakukan results recording.

Step 3) Pada screen SAP, kamu akan melihat result of inspection lots

  • Kamu dapat melihat short text dari Master Inspection characteristics dengan specifications seperti length, surface, visual, dll.
  • Kamu dapat melihat  sample size 5 yang dihitung secara otomatis oleh system jika sampling procedure  ditentukan pada inspection plan.
  • Enter actual results secara manual terhadap inspection specifications.

Tekan tombol SAVE untuk menyimpan inspection results.

Bagaimana melakukan usage decision

Step 1) Dari screen SAP buka Transaction code yang sama QA32 yang mana kita sudah melakukan results recording di langkah sebelumnya.

Disini, kita akan melakukan usage decision terhadap inspection lot. Inspection lot yang salah satunya accepted atau rejected jika accepted akan dipindahkan dari quality inspection ke stock posting.

  • Enter Kode Plant.
  • Enter inspection lot origin dengan “04” ini merupakan standar SAP inspection type digunakan untuk final inspection setelah production.
  • Tekan tombol execute to display list of inspection lot dengan lot quantity.

Step 2) Pada screen SAP ini,

  1. Tekan tombol usage decision untuk pindah ke screen berikutnya

Step 3) Pada screen SAP ini,

  • Pilih UD code dengan “A” untuk acceptance pada sebuah lot dan kamu dapta melihat quality score “100” berdasarkan kode Usage Decision.
  • Pilih Inspection lot stock TAB untuk melakukan posting stock didalam screen berikutnya.

Step 4) Di screen SAP ini, kita akan melakukan posting stock dari quality stock ke kategori stock yang lainnya.

  1. Kita akan pindahkan quality stock = 20 ke unrestricted stock (ready untuk stock digunakan) jika quality results are ada didalam spesifikasi yang diharapkan, yang mendapatkan movement type 321 di background. (Movement Type 321 mengidentifikasi movement of quality stock ke unrestricted stock).

Tekan tombol SAVE untuk menyimpan usage decision   

Kemudian, stock movement dari quality inspection ke unrestricted stock category, sebagaimana ditunjukan diatas, mengidentifikasi completion of Inspection setelah production.

Pada tutorial berikutnya, kita akan melihat bagaimana caranya create quality notifications.

Troubleshooting

  • Inspection plan mesti dicopy ke inspection lot, yang mana kita akan dapat lakukan result recording and usage decision.
  • Jika inspection plan dicreated setelah inspection lot, maka inspection lot akan mendapatkant CRTD status. kita membutuhkan penentuannya secara manual inspection plan untuk merubah status dari created (CRTD) ke released (REL). Setelah Inspection lot released, kemudian kita dapat perform result recording dan usage decision.
  • sampling procedure mesti ditentukan didalam  inspection plan untuk melakukan result recording dan usage decision yang lain didalam kasus yang mana secara manual kamu membutuhkan untuk menghitung sample didalam inspection.

Demikian Tentang Master Data QM, jika anda ingin lebih mengetahui tentang SAP, khususnya SAP MM, SAP PP, SAP QM, SAP PM dan SD. silahkan untuk invite me untuk kita saling berbagi informasi.
hubungi saya :

email       :  ahmadyusufarif@gmail.com
HP/WA  : 0877-8924-1535

 

Salam.

(Ahmad Yusuf Arief , SKom)

 

Private SAP

Hai rekan-rekan, bagi yang ingin serius mempelajari SAP lebih dalam lagi, saya menyediakan kursus private SAP terapan pada modul SAP PP/QM/PM & SAP SD
materi akan diberikan tingkat basic sampai ke pemahaman bisnis dan penggunaan tcode.
Untuk masing – masing Materi+Materi SAP Basic dibutuhkan waktu 1 bulan 4 x pertemuan dengan biaya yang sangat terjangkau.

Teknis : Per group modul  / personal
Tools:    Guide Book, Tanya Jawab & member group WA

Sylabus :

Materi SAP Basic & Overview (Bonus)

  • Pengenalan SAP
  • Terminologi SAP
  • Pemahaman Proses bisnis SAP
  • Integrasi SAP dengan modul SAP yang lain

Materi SAP dan Praktek SAP PP

  • Create Process Order
  • Reservation RM / PM
  • MIGO
  • Confirm Process Order
  • Transfer posting stock from production to store
  • Production Report

Materi SAP dan Praktek SAP QM

  • Introduction to SAP QM
  • Master Data in SAP QM
  • Incoming Inspection / Raw Material Inspection in SAP QM module
  • Inprocess Inspection in SAP QM
  • Final Inspection after Production goods receipt in SAP QM
  • Quality Notification in SAP QM

Materi SAP dan Praktek SAP PM

  • Create Notification
  • Convert Notification to Maintenance Order
  • Create Maintenance Order
  • Transfer stock from warehouse to production
  • Confirm Maintenance Order
  • Report

Materi SAP dan Praktek SAP SD

  • Create Sales Order
  • Create Delivery Order
  • Create Shipment
  • Create Shipment Cost
  • Create Billing
  • Report

 

Berminat silahkan hubungi saya !!

Hp/WA      :  0877-8924-1535
Email          :   ahmadyusufarif@gmail.com

Atau anda bisa registrasi dengan click link dibawah ini :

This is Link Invitation SAP Course

https://kursus-sap-pp-qm-pm-sd.typeform.com/to/o1xORX

In-Process Inspection SAP QM: CO01 and QA32

In-process inspection memiliki  tahapan proses sebagai berikut, seperti :

  • Membuat inspection lots pada process Order release

Membuat Inspection lot di sistem SAP akan digenerate secara otomatis pada saat release production order.

  • Daftar Inspection lot

Untuk list Inspection lots, kamu dapat menggunakan transaction code QA33. Kriteria mencarinya dapat dengan,

  1. Material (s)
  2. Tanggal inspection lot creation date
  3. Tanggal inspection
  4. Plant
  5. Inspection type 03
  • Menentukan Task list pada inspection lot

Task list akan ditentukan secara otomatis dari routing material.

  • Sample calculation

Jika prosedur sampling disertakan dengan characteristics didalam quality operation pada master recipe, system SAP akan secara otomatis menghitung sample pada saat create lot / plant penentuan dalam kasus beberapa plans yang tersedia pada material.

  • Result recording

Result recording sudah dilakukan terhadap inspection lot yang dibuat production order.

Semua characteristics akan ditunjukkan didalam screen SAP recording pada saat input. Sistem SAP akan memberikan sebuah pencarian tombol key f4 untuk mendapatkan nilai attribute inspection.
Untuk data quantitative, berdasarkan tolerance limit (upper dan lower), Sistem SAP akan mengajukan penilaian. pada kedua kasus, inspector dapat menerima atau reject proposal (secara manual).

  • Usage Decision

Kapan kita membuat usage decision, kamu dapat memutuskan apakah barang itu diterima atau reject didalam inspection lot berdasarkan results inspection. kamu mempunyai keputusan usage decision, inspection lengkap. Stock posting ke area restricted ke dalam  in-process inspection.

How to create and release production Order

Pada transaksi SAP ini, kita akan membuat dan release production order, yang akan men-trigger quality inspection lot didalam sistem SAP.

Step 1) Dari menu SAP, buka Transaction code CO01, dan enter detail berikut ini.

  • Masukkan kode material untuk which production order yang membutuhkan untuk dicreate.
  • Input production plant didalam screen SAP.
  • Enter tipe production Order mu.

Setelah semua field diisi, click    or press Enter untuk lanjuta ke screen berikutnya.

Step 2) Pada screen SAP enter detail berikut.

  • Input Quantity production pada screen SAP.
  • Pilih “Current date” dari box drop down.
  • Tekan tombol “release” untuk release order itu.

Sekarang, kita akan check jika inspection lot sudah digenereted oleh meng-click “Assignment” tab dan pindah ke screen berikutnya.

Step 3) Pada screen SAP,

Kamu dapat melihat inspection lot di trigger pada saat release production Order

Setelah checking inspection lot, simpan order dengan clicking tombol SAVE.

Bagaimana cara Result Recording

Step 1) Dari menu SAP, buka Transaction code QA32.

Disini, kita akan melakukan proses inspection dari material dan record results terhadapa inspection specification.

  • Enter Kode Plant  didalam screen SAP.
  • Enter inspection lot origin sebagai “03” yang merupakan standard SAP tipe inspection digunakan untuk in-process inspection.
  • Tekan Execute untuk melihat daftar dari inspection lot.

Step 2) Pada screen SAP,

  • Kamu dapat melihat inspection lot digenerate dilangkah awal dengan material
  • Check sistem status SAP sebagai REL CALC yang mengindikasikan bahwa inspection specifications dicopy dialam inspection lot dan sample size dihitung. Kita tidak dapat melihat status SPRQ (Stock Posting), sebagai hal itu tidak didapat diaplikasikan/ diminta untuk transfer quality stock ke unrestricted atau kategori stock yang lain untuk in-process inspection.
  • Tekan tombol “Results” dan pindah ke screen berikutnya untuk melakukan results recording.

 

Step 3) Pada screen SAP, kamu akan melihat result dari inspection lot yang terbentuk.

  • Kamu  dapat melihat keterangan pendek dari qualitative Master Inspection characteristics seperti “Visual.”
  • Kamu dapat melihat sebuah sample size dari “5” yang dihitung secara otomatis oleh sustem SAP jika sampling procedure ditentukan didalam inspection plan.
  • Masukkan actual results anda secara manual terhadap inspection specifications.

Tekan tombol SAVE untuk menyimpan inspection results.

Bagaimana caranya usage decision

Step 1) Dari screen SAP, buka Transaction QA32 yang mana kita sudah menyelesaikan results recording pada  step berikutnya.

disini, kita akan melakukan usage decision terhadap inspection lot, dan keputusan itu diambil inspection lot mesti diterima atau ditolak.

ikuti step berikut ini didalam SAP screen,

  • Enter Kode Plant.
  • Enter inspection lot origin sebagai “03” standard SAP tipe inspection used untuk in-process inspection.
  • Tekan tombol execute untuk display list dari inspection lot dengan lot quantity.

Step 2) Pada screen SAP,

  1. Tekan tombol usage decision untuk move ke screen berikutnya

Step 3) Pada screen SAP,

  1. Pilih UD code sebagai “A” untuk acceptance lot dan kamu dapat melihat quality score sebagai “100” berdasarkan kode Usage Decision. Kamu dapat melihat tidak ada “Inspection lot stock” tab yang dilakukan stock posting sebagai yang raw material inspection.

Tekan tombol SAVE untuk menyimpan usage decision dan karena itu in-process inspection is completed.

Didalam tutorial berikutnya SAP QM, kita akan lihat bagaimana untuk menampilkan final Inspection setelah production.

Troubleshooting

  • Inspection characteristics dari data routing  mesti dicopy keo inspection lot, tanpa kita dapat melakukan result recording dan usage decision.
  • Jika inspection characteristics ditambahkan didalam routing setelah inspection lot, kemudian inspection lot akan mendapatkan status CRTD. Didalam kasus, kita membutuhkan secara manual untuk menetapkan inspection specifications untuk  merubah status daricreated (CRTD) ke released (REL). Setelah Inspection lot direlease, kemudian kita dapat memperlihatkan result recording dan usage decision.
  • Sampling procedure mesti ditentukan didalam inspection plan untuk melakukan result recording selagi usage decision telah dilakukan secara manual. Kita membutuhkan untuk menghitung sample didalam inspection lot.

 

Demikian Tentang Master Data QM, jika anda ingin lebih mengetahui tentang SAP, khususnya SAP MM, SAP PP, SAP QM, SAP PM dan SD. silahkan untuk invite me untuk kita saling berbagi informasi.
hubungi saya :

email : ahmadyusufarif@gmail.com
HP/WA : 0877-8924-1535

 

Bagaimana post Goods receipt terhadap Purchase order

Incoming inspection mempunyai tahapan berikut di sistem SAP, seperti

Membuat inspection lot pada saat goods receipts yang dari purchase order
good receipt akan terjadi pada proses procurement sebagai bagian dari purchasing. Good receipt biasanya terjadi dari proses purchase order atau schedule agreement.

masing-masing baris GR item, sistem SAP akan terbentuk secara otomatis satu inspection lot yang berisi details dari pembelian seperti vendor, tanggal pembelian, spesifikasi inspeksi dan detail sampling.

• Listing of Inspection lot
untuk me list Inspection lots, kamu mengunakan transaksi T-code QA33. Kriteria pencarian dapat :
1. Material-material
2. create tanggal Inspection lot
3. tanggal inspeksi
4. Plant
5. Inspection type
6. Batch
7. Vendor

• Melampirkan inspection plan dan release inspection lot
Jika hanya satu inspection plan dengan task list type ’05’ (Goods receipt inspection) yang tersedia untuk material dalam status release,sistem SAP secara otomatis menetapkan plan pada material. jika lebih dari satu inspection plan yang ada untuk material yang kita miliki,
1. Menetapkan yang cocok inspection plan to the material
2. Menghitung sample
3. Release proses lot for inspection

• Sample calculation
Jika sampling procedure dilampirkan dengan inspection plan / material / characteristics, Sistem SAP akan secara otomatis menghitung sample selain itu secara manual ke lot dan calculate sample.

• Result recording
Result recording dilakukan terhadap inspection lot dibuat pada saat Goods Receipt.
Semua characteristics akan ditunjukkan di SAP pada saat input. Sistem SAP akan diberikan fungsi key F4 untuk mencari code values untuk attribute inspection.
Untuk quantitative data, berdasarkan batas tolerance limit (upper and lower), sistem SAP akan disediakan nilainya. untuk kedua kasus, inspector dapat di Accept atau reject the proposal (Manually).

• Usage Decision
ketika kita membuat usage decision, kamu dapat memutuskan apakah akan di Accept atau reject goods dalam inspection lot berdasarkan results dari inspection. membuat usage decision, inspection completed.

• Stock posting
Jika inventory management berada saat usage decision, kita dapatn transfer Quality stock kedalam stock categories yang sesuai,
1. Unrestricted usage
2. Blocked
3. Scrap
4. Different material
5. Sample
6. Return to vendor

Bagaimana caranya post Goods receipt dari Purchase order

Didalam transaksi ini, kita akan memposting goods receipt dari purchase order yang akan mentrigger inspection lot.

Step 1) Dari menu SAP sistem, buka Transaction code/tcode MIGO, dan tekan enter untuk detailnya.

  • Pilih Goods receipt dari drop down box.
  • Pilih Purchase order dari drop down box.
  • Masukkan nomer purchase order.

Setelah semua field diisi, click atau tekan Enter untuk pindah ke screen berikutnya.

Step 2) Pada step ini, kita akan melakukan post goods receipt dari purchase order.

  1. Kamu dapat melihat tipe stock sebagai “quality inspection” yang terbentuk secara otomatis pada material yang diidentifikasi quality inspection/material yang di quality.


Setelah itu simpan discreen SAP dengan clicking tombol SAVE, dokumen material akan posted.

Setelah posting dokumen material untuk Goods receipt dari sebuah purchase order, step berikutnya adalah
quality result recording.

Bagaimana caranya melakukan Result Recording

Step 1) Dari menu SAP, buka Transaction code/tcode QA32.

Disini, kita akan menginspeksi material dan record result dari spesifikasi inspeksi.

  • Enter Kode Plant.
  • Enter inspection lot origin sebagai “01” yang merupakan standard SAP tipe inspeksi digunakan untuk raw material inspection.
  • Tekan Execute untuk display list dari inspection lot.

Step 2) Pada screen SAP ini,

  • Kamu dapat melihat inspection lot dibentuk didalam steps sebelumnya dari material
  • Check sistem status SAP sebagai REL CALC SPRQ yang mengindikasikan bahwa Inspection plan di copied kedalam inspection lot, sample size dihitung dan stock posting diminta dari quality stock to unrestricted atau  kategori stock yang lainnya.

Tekan tombol “Results” dan pindah ke screen SAP berikutnya untuk melakukan results recording

Step 3) Pada screen SAP, kamu akan melihat result of inspection lots

  • Kamu dapat melihat short text dari Master Inspection characteristics dengan specifications seperti length, surface, visual, etc.
  • Kamu dapat melihat sebuah sample size dari  5 yang dihitung secara otomatis oleh system jika sampling procedure ditentukan didalam inspection plan.
  • Enter actual results anda terhadap inspection specifications.

Tekan tombol save untuk menyimpan inspection results

Bagaimana melakukan usage decision/UD

Step 1) Dari screen SAP buka Transaction code yang sama QA32 dengan yang kita sudah lakukan pada results recording di step sebelumnya.

Disini, kita akan melakukan usage decision terhadap inspection lot apakah lot itu di accept atau direject dan memindahkan stock dari quality inspection.

  • Enter Kode Plant Code di screen SAP ini.
  • Enter inspection lot origin sebagai “01” yang merupakan standard SAP tipe inspection yang digunakan untuk  raw material inspection.
  • Tekan tombol execute untuk display list dari inspection lot with lot quantity.

Step 2) Pada screen SAP ini,

  • Tekan tombol usage decision untuk pindah ke screen SAP berikutnya

Step 3) Pada screen SAP,

  • Pilih UD code sebagai “A” untuk acceptance dari lot dan kamu dapat melihat quality score sebagai “100” based on kode Usage Decision.
  • Pilih Inspection lot stock TAB untuk memindahkan stock posting pada screen berikutnya.

Step 4) Pada screen SAP ini, kita akan melakukan stock posting dari quality stock pada kategory stock yang lain.

  1. Kita dapat memindahkane quality stock dari 200 to unrestricted stock (ready untuk use stock) jika quality results dengannya spesifikasi yang diharapkan, yang menggunakan movement type 321. (Movement Type 321 mengidentifikasikan movement stock dari quality stock ke unrestricted stock).

Tekan tombol SAVE the usage decision.
lalu, stock movement dari quality inspection ke unrestricted stock, ditunjukan diatas, menunjukan kelengkapan proses dari Raw Material Inspection.

Pada SAP QM tutorial berikutnya, kita akan lihat bagaimana perform “Inprocess Inspection”.

Troubleshooting

  • Inspection plan harus di copy ke inspection lot, tanpa kita tidak melakukan  result recording and usage decision.
  • Jika inspection plan dibuat setelah inspection lot, maka inspection lot mendapatkan CRTD status. kita membutuhkan secara manual untuk menetapkan inspection plan untuk merubah status dari created (CRTD) ke released (REL). Setelah Inspection lot released, maka kita dapat melakukan result recording dan usage decision.
  • Sampling procedure mesti di tentukan didalam inspection plan untuk melakukan result recording dan usage decision selain manual kita membutuhkan untuk menghitung sample didalam inspection lot.

 

Demikian Tentang Good Receipt, jika anda ingin lebih mengetahui tentang SAP, khususnya SAP MM, SAP PP, SAP QM, SAP PM dan SD. silahkan untuk invite me untuk kita saling berbagi informasi.
hubungi saya :

email       :  ahmadyusufarif@gmail.com
HP/WA  : 0877-8924-1535

 

Salam.

(Ahmad Yusuf Arief , SKom)

Master Inspection Characteristic (MIC)

eBook Scenario Perubahan Satuan KADAR AKTIF di SAP
tcode QS21, CT04, QP02, ME21N, ME29F, QA32, VL31N, MIGO

Master Inspection Characteristic (MIC) adalah menggambarkan spesifikasi inspeksi untuk material seperti panjang, lebar  dan sifat barang dan lain-lain.

Kita dapat membuat karakteristik inspeksi pada level plant untuk menyederhanakan dan menstandarisasi pada kegiatan-kegiatan perencanaan inspeksi.

Hal itu membantu untuk mengatur MIC didalam Order untuk menghindari duplikasi pembuatan MIC.

Karakteristik-karakteristik ini dapat digunakan didalam Routing, Master Recipe, Inspection Plan dan  pemeliharaan task list. kita dapat juga membuat versi yang berbeda untuk Single MIC

Metoda Inspeksi dan Catalog dapat disertakan untuk karakteristik Inspeksi.

Dibawah ini adalah jenis-jenis MIC yang tersedia di sistem SAP :

  • Quantitative
    Karakteristik type Quantitative digunakan untuk merecord dari inspeksi berupa angka.Nilai dari inspeksi dapat langsung dipakai pada type karakteristik ini selagi menampilkan RR.
    Spesifikasi karakteristik mempunyai batasan seperti batas atas, batas bawah dan batas tengah yang dapat didefinisikan untuk masing-masing spesifikasi karakteristik pada level master data atau selagi pembuatan sebuah inspeksi plan.
    Metoda Inspeksi dapat disertakan pada level   karakteristik inspeksi
  • Qualitative
    Karakteristik type Qualitative adalah digunakan untuk menginspeksi Result dari attribut seperti “Ok” atau “Not ok”.
    Code Group / selected set dari type catalog dapat digunakan untuk RR vs karakteristik Inspeksi Qualitative.
    Sesuai metoda inspeksi yang dapat disertakan ke inspeksi karakteristik.

Metoda Inspeksi

Metoda inspeksi menggambarkan prosedur-prosedur untuk release inspeksi.
Anda dapat membuat sebuah “metoda inspeksi” pada MIC atau mengarahkannya pada sebuah inspeksi characteristic didalam sebuah inspeksi plan.

Metoda inspeksi dapat juga dicreate didalam satu plant dan plant sama dapat digunakan didalam inspeksi plan untuk plan yang lain dengan menggunakan metoda inspeksi plant orig.

Sampling Procedure

Sampling prosedur adalah prosedur yang mana menggunakan sample size untuk sebuah lot inspeksi yang ditentukan. hal itu dapat digunakan didalam inspeksi plant.

Sampling prosedur dapat juga sebuah sample yang fix, sample persen, 100% atau menggunakan skema sample. Skema sample adalah kumpulan dari sample-sample plant.

Sebuah sample plan didefinisikan sample size atas dasar spesifikasi quantity lot dan mendefinisikan sebuah kriteria untuk menentukan apa dan bagaimana sebuah sample itu accept/diterima atau direject/ditolak.

Tergantung pada bisnis yang diminta sample size itu ditentukan. sebagai contoh jika sebuah batch dari obat membutuhkan untuk ditesting, tergantung pada kuantitas obat yang dibuat dipabrik, sample untuk inspeksi yang direncanakan.

Inspection Plan

Pendefinisian inspeksi plan adalah dibutuhkan jika anda ingin mengcapture quality result yang digunakan.

  • Untuk mendefnisikan inspeksi metodologi sebagai contoh,
    -Material-material yang diinspeksi
    -Bagaimana inspeksi pada material-material dibutuhkan untuk diambil
    -Karakteristik apakah yang diinspeksi, work center dan inspeksi spesifikasi
  • Inspeksi pada plan mendefinisikan bagaimana sebuah inspeksi quality dari satu atau beberapa material yang akan diambil didalam inspeksi plan, kita mendefinisikannya secara urutan,
    dari operasi inspeksi dan range dari spesifikasi yang tersedia untuk melakukan inspeksi MIC, Sampling prosedur untuk menghitung sample size untuk inspeksi, metoda inspeksi untuk meginspeksi MIC dll.
  • “Status” dan “Usage” dapat dimaintain untuk inspeksi plan untuk mengetahui plan apa yang active atau tidak active. kita dapat mengidentifikasi inspeksi plan dengan menggunakan grup number (client level) dan group counter (plant level) yang terbentuk oleh sistem SAP.  Banyak material dapat dilampirkan ke salah satu plan yang disediakan dengan parameter-parameter yang akan diinspeksi sama.

Quality Info Record / QI Record

QI Record dimaintain untuk sebuah “material – vendor relationship / hubungan vendor – material”. itu digunakan untuk memblock material pemesanan dari vendor tertentu kapan quality produk itu di sepakati supply oleh vendor tertentu.

di SAP master ini kita akan maintain kualitas sistem untuk mengkombinasikan vendor dan material

SAP Master ini akan menjadi keharusan hanya jika key QM procurement aktive di material master.
Ketika sebuah Quotation/pesanan atau Purchase Order dibuat, sistem SAP check apakah sebuah Q-Info record diminta dan tersedia untuk kombinasi dari material dan vendor.
Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan apakah pesanan pembelian dapat dirilis berdasarkan catatan Q-info.

QI-record membutuhkan untuk dimaintain jika kita menggunakan fungsi source inspection artinya material-material itu akan menjalani pemeriksaan sebelum bahan mencapai pabrik untuk Penerimaan Barang (GR).

Inspeksi akan menjadi murni berdasarkan Purchase order yang dibuat di SAP system, kombinasi material-vendor-plant, yang tidak akan di GR inspeksi jika material clear hingga source inspeksi.

Q Info record adalah juga berguna dalam scenario inspeksi yang diperbolehkan. yang mana inspeksi mesti diteruskan jika dipesan dari vendor “XYZ” tetapi tidak dalam kasus dimana pemesanan oleh vendor “abc”.

disini kita akan bahas hal – hal sebagai berikut :

  • Bagaimana Membuat Master Inspection characteristics
  • Bagaimana Membuat Inspection Methods
  • Bagaimana Membuat Sampling procedure
  • Bagaimana Membuat Inspection Plan
  • Bagaimana Membuat Quality Info Records

Bagaimana Membuat Master Inspection characteristics

Step 1) dari menu SAP, buka Tcode / Transaction Code QS21

  • Enter Kode Plant.
  • Enter Kode master inspection characteristic yang dibutuhkan untuk dicreate.
  • Enter Key date (valid from date) yang artinya MIC itu akan valid dari tanggal itu.

Setelah mengisi semua fields, click or press Enter untuk ke screen berikutnya.

Step 2) Pada tahap ini, kita akan maintain data Master inspection characteristic secara umum seperti dibawah ini.

  • Tick checkbox untuk quantitative jika kita akan membuat quantitative characteristic yang akan diukur.
  • Enter Status sebagai “Released.”
  • Enter “Complete copy model” sebagai MIC data yang dibutuhkan di maintain secara komplit.
  • Enter the Short text pada pilihan anda.
  • Tekan tombol “Control indicators”  untuk maintain data penting lainnya seperti batas lower and upper limits i.e. specification didalam material yang akan disimpan.

Step 3) Pada step ini, setelah menekan tombol control indicator, maka layar berikutnya akan menampilkan pop up screen yang mana kita akan maintain data batas lower dan upper limit.

  • Tandai checkbox untuk Lower specification limit.
  • Tandai checkbox pada upper specification limit.
  • Tandai checkbox untuk sampling procedure yanga akan digunakan sampling procedure untuk MIC.

Tekan enter untuk pindah ke SAP screen berikutnya.

Step 4) pada step ini, kita akan maintain data absolute lower and upper limit.

  • Masukkan angka pada decimal places dan measurement unit untuk MIC
  • Masukkan lower spec limit sebagai  4
  • Masukkan upper spec limit sebagai 4.5.

Tekan enter untuk pindah ke initial SAP screen dan save data. kamu akan melihat pesan sbb:

Bagaimana cara membuat Inspection Methods

Step 1) Dari menu sistem SAP, buka Transaction code QS31

  • Enter Kode Plant.
  • Enter kode inspection method yang dibutuhkan untuk create.
  • Enter tanggal validasi dari yang artinya inspection method akan valid dari tanggal itu.

Tekan enter untuk pindah pada screen SAP QM berikutnya.

Step 2) Pada screen SAP QM ini,

  • Enter status sebagai “released”.
  • Enter the short text pada inspection method dan cari pada field pada inspection methods.

Tekan tombol Save  untuk menyimpan inspection method.

Bagaimana cara membuat Sampling procedure

Step 1) Dari menu SAP screen buka Transaction QDV1

  • Input kode sampling procedure yang akan dicreate.

Step 2) Setelah mengisi semua fields, click (right mark sign)   tanda dari top menu untuk ke screen SAP berikutnya.

  • Pilih sampling type sebagai “Fixed sample” tetapi anda dapat memilih 100% inspection atau sampling scheme.
  • Pilih Valuation mode “Attributive inspection non confirming units” yang mendefiniskan aturan-aturan untuk accepting dan rejecting characteristic.
  • Tekan next button untuk pindah ke screen SAP berikutnya.

Step 3) Pada screen SAP ini,

  • Tekan tombol “Sample” yang akan membuka sebuah pop-up screen untuk mendefinisikan sample size.
  • Definisikan sample size itu sebagai “5”.

Tekan tombol SAVE untuk menyimpan sampling procedure.

Bagaimana membuat Inspection Plan

Step 1) Dari screen SAP buka Transaction QP01

  • Input kode material yang dibutuhkan untuk membuat sebuah inspection plan.
  • Enter kode Plant .
  • Enter tanggal dari (valid from) yang inspection plan akan divalidasi.

Tekan tombol enter dari keyboard untuk pindah ke screen berikutnya.

Step 2) Pada screen SAP ini, kita akan maintain header data

  • Input usage sebagai “5” yang artinya inspection plan akan divalidasi untuk goods receipt dan status “4” yang artinya plan itu sudah released.
  • Enter lot size sebagai “99999999” yang artinya inspection plan akan divalidasi untuk inspection lot quantity dari 99999999.
  • Tekan tombol “operations” untuk pindah ke screen berikutnya.

Step 3) Pada screen SAP ini, kita akan maintain operation-data dimana inspection characteristics akan di maintain.

  • Input kode Quality lab work center.
  • Enter control key sebagai “QM01” yang artinya operation itu berarti untuk quality check.
  • Tekan tombol “Inspection Characteristics” untuk pindah ke screen SAP berikutnya.

Step 4) Pada screen SAP ini, kita akan maintain inspection characteristics untuk the operation

  • Input Nama Master inspection characteristic  “MOIST”.
  • Enter Inspection method.
  • Input sampling Procedure untuk menunjukan sample itu.

Setelah memasukkan semua fields, Lower dan upper limits dikumpulkan secara otomatis.

Tekan tombol SAVE untuk menyimpan inspection plan untuk material itu.

Bagaimana caranya create Quality Info Records

Step 1) Dari screen system SAP buka Transaction QI01

  • Input kode material yang kita butuhkan untuk create quality info records.
  • Enter kode vendor.
  • Input kode plant.

Tekan tombol enter dari keyboard untuk pindah ke screen berikutnya.

Step 2) Pada screen SAP, kita akan maintain release date

  • Input Release sampai tanggal ini yang artinya material itu dapat di-order dari vendor sampai release date.
  • Enter fungsi Block jika kamu ingin mem-block material ini menjadi di-Order dari vendor tertentu.

Tekan Insp. Control-Tab untuk pindah ke screen berikutnya.

Step 3) Pada screen SAP ini, kita akan maintain inspection control data.

  • Input Inspection control sebagai “No Inspection” jika kamu tidak ingin inspect pada material untuk vendor tertentu.
  • Jika kamu ingin menggunakan source inspection, kemudian centang checkbox pada source inspection dan enter source inspection type sebagai “01” jika tidak begitu blank saja.

Tekan tombol SAVE untuk menyimpan QInfo-record.

Troubleshooting

  • Sebelum membuat Inspection plan dan quality info records, master inspection characteristic, sampling procedure, inspection method, material master, vendor master mesti tersedia di sistem SAP.

Demikian Tentang Master Data QM, jika anda ingin lebih mengetahui tentang SAP, khususnya SAP MM, SAP PP, SAP QM, SAP PM dan SD. silahkan untuk invite me untuk kita saling berbagi informasi.
hubungi saya :

email       :  ahmadyusufarif@gmail.com 
HP/WA  : 0877-8924-1535

 

Salam.

(Ahmad Yusuf Arief , SKom)

 

 

 

 

 

 

 

 

Introduction to SAP QM

SAP adalah paket software bisnis yang besar yang dirancang untuk menyatukan masing-masing bisnis area.
Melalui SAP, semua bisnis proses dapat terintegrasi dengan yang lainnya. artinya bahwa semua proses bisnis didalam suatu perusahaan akan terjadi berhubungan intern didalam system SAP, dan jika berubah di salah satu departement atau proses maka dapat mempengaruhi pada departement yang lain.

  • SAP adalah system online, real time system juga informasi yang saling berkaitan didalam bisnis yang up to date dan dapat digunakan untuk yang lain secara langsung dan take action ketika diminta.
  • SAP bertindak sebagai sumber utama dan mengatur informasi
  • SAP adalah sebuah lead software paket di market
  • Ada beberapa banyak modul didalam SAP seperti SAP SD, MM, PP, QM, PM, WM dan HR dan lain lain. yang mana semuanya terhubung satu dengan yang lainnya.

Apakah SAP Quality Management/QM itu ?

SAP QM adalah satu modul penting didalam SAP-ERP dan dapat digunakan untuk sebagai berikut :

  • Quality Planning
    -Master data pokok untuk Quality Management
    -Inspection Planning digunakan inspeksi plan pada material, yang mana sebagai standarisasi pada quality inspection ( MIC )
  • Quality Assurance
    -SAP Quality Inspection adalah diteruskan pada proses LOT, proses ini menghasilkan quality RR/result recording dan UD/usage decision yang akan diambil sebagai stock penerimaan atau stock reject pada lot tersebut.
    -Quality certificates sebagai analis
  • Quality Control
    -SAP QM terdapat quality notification pada sebab akibat analisa yang sudah dilakukan untuk mengidentifikasi defect.
    -SAP QM memberikan informasi dimana dapat menganalisa macam-macam report seperti penilaian VENDOR, report quality notification, quality chart dan lain-lain

SAP QM- Proses Bisnis

  • Quality Management pada Pemesanan barang
    SAP Quality Management adalah dihubungkan dengan proses purchasing dan inventory management.
    dalam hal ini pada inspeksi penerimaan yaitu penerimaan barang vs purchase order.
    Lot Inspeksi digenerate jika material master barang di tandai dengan thick untuk quality check.Quality Result adalah diinput dari MIC/master inspection characteristic. dimana RR membolehkan input dalam batas limit, yang mendasari diambil keputusan UD/usage decision (accept/reject inspection lot).Posting Stock dari quality ke kategori stock lain membutuhkan urutan yang harus diselesaikan di SAP system.
  • Quality Management pada Produksi
    SAP Quality Management digunakan untuk menghubungkan dengan proses Produksi dan Inventory Management.
    Ini menggambarkan setelah proses production Order release akan mengenerate Lot inspeksi.
    didalam inspeksi setelah produksi maka lot inspeksi tergenerate GR didalam posting production order.di dalam proses inspeksi tidak relevan untuk inventory yang diinspeksi setelah produksi terkait dengan posting stock dari quality ke kategori stock yang lain.Proses ini menggambarkan proses lot inspeksi dimana RR akan diinput dari MIC. UD/usage decision akan diputuskan untuk Accept/reject tergantung dari RR/result recording.
  • Quality Notification.
    Pada proses ini anda dapat melihat bagaimana defect ditemukan selagi analisa inspeksi quality dan di capture didalam SAP Quality Notif.
    Disini kita dapat merecord sebab sebab analisa permasalahan yang ditemukan selagi inspeksi dicheck di lakukan kembali

Untuk SAP QM in-Proses inspeksi juga kita dapat membuat internal notifikasi quality dan me-record analisa masalah kita.

Keuntungan memakai SAP QM

SAP QM menyediakan Lot – Lot benefit untuk perusahaan pada jenis-jenis level. contoh :
-Quality terintegrasi dengan pemesanan dan produksi dan proses lebih banyak dikontrol
-Dukungan perencanaan pada ( pemakaian inspeksi plant )
-Monitoring pada Vendor dan Customer complaint dengan menerapkan Tugas perbaikan di dalam SAP QM quality notifikasi
-Otomatisasi pada sertifikat quality yang mana dapat dicetak selama pengiriman penjualan pada customer

Berikutnya kita akan melihat kedalam tahapan masing-masing dari SAP QM dan memperlajari bagaimana melakukan operasi di modul SAP QM.


Demikian Tentang Master Data QM, jika anda ingin lebih mengetahui tentang SAP, khususnya SAP MM, SAP PP, SAP QM, SAP PM dan SD. silahkan untuk invite me untuk kita saling berbagi informasi.
hubungi saya :

email       :  ahmadyusufarif@gmail.com
HP/WA  : 0877-8924-1535

 

Salam.

(Ahmad Yusuf Arief , SKom)

 

 

Pekan 2 Hari 2 10/Mar/2018

Hai teman-teman apa kabar ?

Pada materi Hari ke 2 ini saya akan paparkan didalam blog ini agar anda bisa lebih mengerti penjelasan saya, karena menggunakan video tutorial nya.

Pekan 2 – Hari 2 –10-Maret-2018

Penjelasan Video Tutorial Materi SAP Overview Hari ke 2

Vidoe Tutorial SAP IDES menu Overview

Video Tutorial Penjelasan Materi SAP Overview H2

Terima kasih.

 

 

 

 

 

Pertanyaan Group

Tanya Jawab Seputar SAP Overview….

Tanya :  Dimanakah peran QC (Quality Control) di dalam SAP ?

Jawab :

QC (quality control) sangat berperan aktif didalam kegiatan proses SAP,  peran QC dibagi ke dalam 3 bagian :
1. QC  incoming / GR Incoming
2. QC in Process
3. QC Outgoing

Ketika perusahaan membeli material row mat / packaging maka SAP MM berperan dalam mengcapture PR (purchase Requesation), PO (purchase order) dan GR (good receipt).

Pada saat di GR Incoming, maka tergenerate nomer Lot QC Inspection –> maka Lot ini lah yang akan di Release QC untuk di check/inspeksi teantang spesifikasi, aroma, warna dll lalu kemudian diputuskan untuk UD (usage decision) apakah stock nya akan di Loloskan / passed  atau stock akn diblock di block stock.


Material yang beli ke vendor akan di consume oleh produksi ke material SFG (semi finished goods) / FG (finished goods) via BOM (bill of material).

Produksi membuat SFG/FG disebut create process order, release dan terakhir confirmation order. maka peran QC melakukan inspeksi pada hasil SFG/FG itu, sama akan di inspeski dan diputuskan seperti incoming.


 

Install SAP IDES ECC6 SR2

➖➖➖➖📗📗📗➖➖➖➖

This is Link Invitation SAP Course

https://kursus-sap-pp-qm-pm-sd.typeform.com/to/o1xORX

 

( Panduan Pembelajaran SAP IDES ECC6 SR2 )
————————————————————-

SAP IDES ini dapat kita manfaatkan untuk latihan input master data / transaksi dan report.
Semua Modul SAP ( SAP MM, SAP PP, SAP QC, SAP PM, SAP SD dan FICO )

Scope SAP itu luas ruang lingkupnya sehingga tidak semua orang menguasainya sehingga mereka membagi – bagi modul spesialisasi masing-masing.
Akan tetapi adalah tuntutan untuk consultant memahami configurasi, proses bisnis & implementasi.
Disini saya akan sharing tentang SAP IDES yang juga bisa dipergunakan oleh teman-teman untuk latihan :

Step by step penggunaan SAP IDES ECC6 SR2

  1. Ingat Simulasi ini Khusus untuk Windows 7 / Vista
  2. Install VMware Player
  3. Setelah terinstall, run VMware player dengan run administrator
  4. Setelah dijalankan VMware player maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah , lalu pilih open

Setelah pilih open, buka drive dimana terdapat folder IDESECC6 (MASXDB), lalu pilih windows server 2003 standart Edition.vmx seperti tampilan dibawah ini ;

 

Setelah diopen, akan ada tampilan pilihan :

  • I Moved It
  • I Copied It

Pilih I Copied It, lalu OK.

Akan muncul tampilan seperti dibawah ini, klik OK 

Lalu akan muncul tampilan gambar seperti dibawah ini juga :

Lalu tekan tombol CTRL + ALT + DEL,  kemudian masukkan passwordnya :

Lalu akan muncul tampilan gambar seperti dibawah ini, klik SAP iCon SAP Management    pada layar desktop VMware (jika layar kurang lebar, biasanya ada dibawah)

Akan muncul tampilan gambar seperti dibawah ini, klik tombol Start / Play   atau klik kanan pada SIP terus pilih Start

 

Akan muncul tampilan seperti dibawah ini, masukkin Password : ……..

StartUp awal akan tampil seperti gambar dibawah ini :

Tunggu sampai process list pada idesecc6 0 berwarna hijau semua, hal tsb cukup memakan waktu harap sabar menunggu, sebagai catatan RAM saya 4 GB OS win 7 Professional bisa memakan waktu sekitar 15 – 20 menit sampai process berwarna hijau semua ( diusahakan selama menjalankan sap ides ecc6 sr2 nya jangan terlalu banyak membuka aplikasi lainnya karena akan memperlambat kinerja )

Tampilan setelah process list selesai berwarna hijau semua

Lalu jalankan SAP Logon yang terdapat pada desktop VMware, pilih Log On

Akan muncul tampilan seperti dibawah ini :
Masukkan  :

  • User :  *******
  • Password :  *****

Tekan tombol Enter.

SAP IDES telah siap digunakan, silahkan latihan atau memodifikasi modul – modul sesuai kebutuhan training anda

Setelah selesai menggunakan SAP IDES, SAP Logon dan SAP easy accesnya boleh disclose.

Ini Penting untuk menghindari system crash, SAPMMC consolenya di STOP terlebih dahulu processnya seperti tertera  pada gambar dibawah ini :

Klik tanda Stop   seperti petunjuk pada gambar dibawah ini :

Lalu tunggu sampai SIP berwarna abu-abu, silahkan disclose SAPMMC nya.

Untuk mematikkan VMware, silahkan di shutdown pada OS VMwarenya.

Note.
– Kapasitas file Installer SAP IDES ECC6 SR2 +/- 213 GB
– USER dan PASSWORD akan diberikan kepada teman-teman yang memesan.
– Harus menggunakan Windows versi 7 / Vista
– Jika anda berminat silahkan untuk menghubungi ibu Ahmad Arif HP/WA ( 0877-8924-1535)
– Mohon yang memesan untuk bersabar & antri, karena kami harus prepare External Disk & Copy
Installer dan tentunya mengirimkannya.
– Untuk Pemesanan gunakan Nama lengkap/HP dan alamat pengiriman yang jelas

 

Setelah transfer, mohon konfirmasi dengan Nama Lengkap/HP & bukti transfer

Akan tetapi jika tidak memlikinya anda masih tetap bisa mengikuti materi SAP ini sampai dengan selesai.
Dengan cara mendownload materi – materi yang saya berikan.

➖➖➖➖📗📗📗➖➖➖➖